Merayakan Ulang Tahun ke-65

Merayakan Ulang Tahun ke-65
Oleh: Telly D.
Ulang tahun ke-65 adalah momen istimewa. Bagi sebagian orang, angka ini mungkin menjadi tanda usia senja, tetapi bagi saya, ini adalah tonggak pencapaian yang penuh syukur. Saya tidak menginginkan pesta besar atau perayaan mewah, melainkan sebuah selamatan kecil yang berisi doa, kebersamaan, dan tentu saja, hidangan spesial buatan tangan sendiri.
Saya selalu percaya bahwa keterampilan adalah harta yang tidak akan pernah salah jika dimiliki. Salah satu keterampilan yang saya pelihara dengan penuh cinta adalah memasak, termasuk dalam seni menghias nasi tumpeng.
Dengan usia yang semakin bertambah, saya ingin membuktikan bahwa kemampuan yang telah saya asah bertahun-tahun ini masih bisa menghadirkan kebahagiaan, tidak hanya bagi orang lain tetapi juga bagi diri saya sendiri. Maka, saya pun memutuskan untuk merayakan ulang tahun ke-65 saya di Sorong dengan membuat sendiri nasi tumpeng sebagai sajian utama.
Sejak pagi, saya sudah disibukkan dengan persiapan. Membuat nasi tumpeng sebuah seni yang membutuhkan ketelitian dan kecintaan. Saya memilih nasi kuning sebagai pusat tumpeng, sebuah gunungan megah yang menjadi masterpiece dalam hidangan ini. Warnanya yang kuning keemasan melambangkan kesejahteraan dan kebahagiaan yang saya harapkan tetap menyertai hidup saya.
Di sekeliling tumpeng, saya susun berbagai lauk-pauk dengan rapi dan penuh pertimbangan. Ada ayam ingkung yang utuh, duduk manis di atas tumpukan hiasan bunga dari ukiran mentimun dan buah tomat yang saya susun dengan hati-hati. Ayam ini simbol ketulusan dan doa yang saya panjatkan agar hidup saya tetap diberkahi. Kemudian, ada perkedel yang renyah di luar dan lembut di dalam, rendang tuna yang kaya akan rempah, serta sambal goreng kentang yang gurih dan pedas menggugah selera. Tidak lupa, saya menambahkan sambel goreng tempe kacang tanah dan teri kering sebagai simbol kesederhanaan dan kebersamaan.

Nasi Tumpeng Hidangan Ulang Tahun ke-65. Foto: Dokumen Pribadi
Ayam lengkuas yang saya masak dengan bumbu istimewa menjadi salah satu favorit para tamu. Sebagai kejutan yang menyenangkan putra saya menyumbangkan cake ulang tahun dan udang segar yang semakin melengkapi sajian hari itu.
Sebagai hidangan penutup, saya membuat minuman segar berupa es kelapa dengan potongan nangka dan alpukat. Rasanya yang manis dan menyegarkan menjadi penutup sempurna untuk syukuran kecil ini.
Walaupun hanya sebuah syukuran kecil, suasana terasa begitu hangat dan meriah. Beberapa kawan putra saya bahkan datang membawa cake ulang tahun sebagai kejutan tambahan. Senyum dan tawa mewarnai ruangan, menambah kebahagiaan yang sudah memenuhi hati saya sejak pagi.

Nasi Tumpeng dan Bagian-bagiannya. Foto: Dokumen Pribadi
Lebih dari sekadar perayaan ulang tahun, momen ini adalah bukti bahwa kemampuan yang dimiliki seseorang, sekecil apa pun, bisa menjadi sumber kebahagiaan. Keterampilan memasak yang saya latih selama puluhan tahun masih bisa menghadirkan senyum di wajah orang-orang tercinta. Saya merasa bangga bahwa di usia 65 ini, saya masih bisa berdiri di dapur, meracik bumbu, menyusun hiasan, dan menciptakan sesuatu yang indah dan lezat.
Bagi saya, membuat dan menghias sendiri nasi tumpeng di hari ulang tahun adalah sebuah perenungan. Setiap elemen dalam tumpeng ini mengajarkan banyak hal. Gunungan nasi yang menjulang tinggi mengingatkan saya bahwa hidup selalu tentang perjalanan menuju yang lebih tinggi—menuju kebijaksanaan, kedewasaan, dan kedekatan dengan Sang Pencipta.

Ayam Nasu Aliku Pelengkap Nasi Tumpeng. Foto: Dokumen Pribadi
Lauk-pauk di sekelilingnya mencerminkan keseimbangan hidup. Ada yang manis, gurih, pedas, dan asin seperti kehidupan yang penuh dengan berbagai rasa, tetapi tetap bisa dinikmati jika dijalani dengan ikhlas. Hidangan ini juga mengingatkan saya akan pentingnya berbagi. Apa pun yang kita miliki, baik itu harta, ilmu, atau keterampilan, akan lebih berarti jika bisa dinikmati bersama orang lain.

Perkedel Pelengkap Nasi Tumpeng. Foto: Dokumen Pribadi
Saya juga belajar bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya. Banyak orang menganggap bahwa semakin tua, semakin terbatas kemampuan seseorang. Namun, saya percaya bahwa selama kita terus melatih dan menjaga keterampilan, kita tetap bisa berkarya dan memberi makna bagi kehidupan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Rendang Ikan Tuna Pelengkap Nasi Tumpeng. Foto: Dokumen Pribadi
Akhirnya Ulang tahun ke-65 saya di Sorong menjadi momen berharga yang mengajarkan saya bahwa kebahagiaan tidak selalu harus datang dari hal-hal besar. Kadang, kebahagiaan justru hadir dari sesuatu yang kita buat sendiri dengan penuh cinta dan ketulusan.
Keterampilan memasak dan menghias nasi tumpeng yang saya miliki selama ini juga bagian dari identitas saya. Ia menjadi alat bagi saya untuk mengekspresikan rasa syukur, menciptakan kebahagiaan, dan mempererat hubungan dengan orang-orang terdekat.
Saya berharap kisah sederhana ini bisa menjadi inspirasi bagi siapa pun yang membacanya. Memiliki keterampilan, apa pun bentuknya, adalah aset berharga yang akan selalu memberi manfaat. Usia bukan penghalang untuk terus berkarya dan berbagi. Selama kita masih memiliki semangat, tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan.

Acara Pemotongan Kue Ulang Tahun. Foto: Dokumen Pribadi
Di usia 65 ini, saya bersyukur atas setiap pengalaman, setiap pelajaran, dan setiap kesempatan untuk tetap berkarya. Dan tentu saja, saya bersyukur karena masih bisa menikmati kemesrahan syukuran, keindahan dan kelezatan sebuah nasi tumpeng yang saya buat sendiri sebagai simbol syukur, kebahagiaan, dan cinta.
Klemak Sorong, 23 Februari 2025
Leave a Reply