November 15, 2024 in Uncategorized

MENJADI PENULIS PRODUKTIF

MENJADI PENULIS PRODUKTIF

Oleh: Telly D.


Menjadi penulis produktif bukan sekadar menghasilkan banyak karya, tetapi juga bagaimana menjaga kualitas, konsistensi, dan semangat dalam menulis. Bagi seorang penulis yang ingin terus berkarya, menjaga produktivitas adalah tantangan tersendiri. Sebab itu saya akan membahas strategi untuk menjadi penulis yang produktif dengan mengacu pada buku The War of Art oleh Steven Pressfield, yang membahas bagaimana menghadapi hambatan dalam proses kreatif dan melawan “resistensi” yang sering menjadi penghalang utama bagi para penulis.

Dalam buku The War of Art, Pressfield memperkenalkan konsep “resistensi,” yaitu berbagai bentuk hambatan yang seringkali muncul saat seseorang ingin berkarya. Resistensi bisa berupa prokrastinasi, rasa takut akan kegagalan, rasa tidak cukup baik, atau sekadar kebiasaan menunda.

Penulis produktif harus mengenali resistensi ini sebagai musuh utama dalam perjalanan menulisnya. Ketika hambatan ini disadari, seorang penulis bisa mengambil langkah yang tepat untuk menghadapinya, alih-alih membiarkannya menghalangi produktivitas.

Misalnya, saat seorang penulis merasa buntu dan menunda-nunda, penting untuk segera mengambil tindakan, seperti mengatur waktu menulis atau mencoba teknik menulis bebas tanpa penilaian untuk memecah kebuntuan. Dengan menghadapi resistensi, seorang penulis dapat terus bergerak maju dalam karyanya.

Bagaimanakah langkah-kangkah meningkatkan produktivitas menulis menurut The War of Art, Pressfield?

Penerimaan ALIN (Award 2924) Penulis Berdedikasi Diserahkan Oleh Prof. Ngainun Naim. Foto: Dokumen Pribadi

Menetapkan Rutinitas Harian. Profesionalisme adalah kunci dalam melawan resistensi. Seorang penulis produktif harus memperlakukan menulis seperti pekerjaan profesional, dengan menetapkan jadwal harian untuk menulis. Rutinitas yang konsisten membuat menulis menjadi kebiasaan yang tidak tergantung pada suasana hati. Dengan menulis setiap hari, penulis bisa membangun momentum yang membantu menghasilkan karya lebih banyak dalam waktu yang singkat.

Mengembangkan disiplin untuk berkarya tanpa menunggu Inspirasi. Inspirasi adalah faktor yang sering dianggap penting dalam menulis, tetapi bergantung pada inspirasi semata tidak akan menghasilkan produktivitas yang berkelanjutan. Pressfield menekankan bahwa seorang profesional tidak menunggu inspirasi datang; mereka mulai bekerja, dan inspirasi sering kali muncul dalam proses. Untuk menjadi produktif, penulis bisa mulai dengan menulis secara disiplin tanpa menunggu momen yang “sempurna.” Dengan cara ini, ide-ide akan muncul seiring dengan proses yang dilakukan.

Penerimaan ALIN (Award 2024) Penulis Naik Kelas Diserahkan Oleh Kepala BBGP Jatim Dr. Abu Khaer. Foto: Dokumen Pribadi

Mengatasi Ketakutan Akan Kegagalan atau Kritik. Ketakutan akan kegagalan adalah bentuk lain dari resistensi yang dapat menghambat produktivitas. Penulis seringkali takut bahwa karyanya tidak akan diterima atau tidak akan memenuhi standar yang diinginkan. Untuk mengatasi ini, penting untuk memahami bahwa setiap tulisan adalah bagian dari proses pembelajaran. Penulis produktif akan menyadari bahwa kegagalan adalah langkah menuju kesuksesan dan kritik adalah bagian dari pengembangan diri.

Menghargai Setiap Karya Sebagai Proses Bertumbuh. The War of Art mengajarkan bahwa setiap karya, bahkan yang dirasa kurang sempurna, adalah langkah menuju kemajuan. Penulis produktif akan melihat karya-karyanya sebagai bagian dari proses bertumbuh, dimana setiap tulisan membawa mereka lebih dekat ke tingkat keahlian yang lebih tinggi. Dengan mindset ini, penulis tidak akan mudah merasa putus asa atau kecewa dengan hasil karya, tetapi justru terus berkarya sebagai bagian dari perjalanan.

Mengadaptasi Prinsip The War of Art di Rumah Virus Literasi (RVL).

Penulis dan Buku Karyanya. Foto: Dokumen Pribadi

Komunitas Rumah Virus Literasi (RVL) bisa mengadopsi prinsip-prinsip dari The War of Art untuk membantu anggotanya menjadi lebih produktif. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan RVL untuk mendorong anggotanya melawan resistensi dan mencapai produktivitas yang lebih tinggi.

RVL dapat mengadakan tantangan menulis mingguan atau bulanan untuk membantu anggotanya mengembangkan disiplin menulis. Tantangan ini bisa berupa tema tertentu, jumlah kata yang harus dicapai, atau eksperimen genre yang baru. Dengan adanya tantangan ini, anggota akan termotivasi untuk terus menulis meskipun sedang tidak memiliki inspiratif.

Selain tantangan menulis, RVL bisa menyediakan ruang refleksi bagi anggotanya untuk berdiskusi tentang hambatan-hambatan dalam menulis yang mereka hadapi. Sesi berbagi ini akan membantu anggota mengenali resistensi pribadi mereka dan menemukan cara untuk mengatasinya, sehingga mereka dapat tetap produktif.

RVL bisa memberikan arahan bagi anggotanya untuk bersikap profesional, seperti menetapkan target menulis harian atau mingguan. Dengan memandang menulis sebagai pekerjaan profesional, anggota akan memiliki disiplin yang lebih kuat untuk menulis dan mengasah keterampilannya.

Menjadi penulis produktif membutuhkan disiplin, kesadaran, dan keteguhan dalam melawan hambatan yang muncul dalam proses menulis. Dengan prinsip-prinsip dari The War of Art, seorang penulis dapat menghadapi resistensi, menetapkan rutinitas menulis, dan terus berkarya tanpa bergantung pada inspirasi semata. Produktivitas bukanlah tentang menunggu saat yang tepat, tetapi tentang menciptakan kebiasaan menulis dan bertahan dalam proses.

Komunitas seperti Rumah Virus Literasi bisa menjadi contoh komunitas yang memfasilitasi dan mendukung produktivitas anggotanya melalui tantangan menulis dan lingkungan yang mendukung. Dengan bantuan dari komunitas dan semangat untuk tetap menulis meski menghadapi hambatan, seorang penulis dapat terus berkarya dan berkembang menjadi penulis yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Makassar, 12 November 2024




One Comment

  1. November 15, 2024 at 6:24 am

    Astuti

    Reply

    Catatan lengkap yang menjadi bagian dari prosee naik kelas. Sangat cocok Anugerah yang diterima di kopdar ketiga Batu Malang.2024. Semoga Refleksi Kopdar bisa jadi satu buku solo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree