November 13, 2024 in Uncategorized

KEJAR YANG TERDEPAN

KEJAR YANG TERDEPAN

Oleh: Telly D.


Di tengah hiruk-pikuk dunia literasi, komunitas Rumah Virus Literasi menjadi tempat berlindung bagi para penulis muda yang haus akan inspirasi dan motivasi. Di sini, saya menemukan bahwa mengejar prestasi bukan hanya berlomba dengan diri sendiri, tetapi juga meneladani para penulis senior yang telah menetapkan standar tinggi.

Mereka adalah teman-teman, dan juga sumber inspirasi yang mendorong kita untuk terus berkembang. Dengan mengadopsi teori-teori dari buku-buku inspiratif seperti Grit karya Angela Duckworth, Mindset oleh Carol S. Dweck, dan lainnya, kita bisa memahami bagaimana mereka mencapai keberhasilan dan bagaimana kita dapat melampauinya.

Salah satu panutan saya di komunitas ini adalah Ibu Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng). Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Bu Kanjeng sudah duduk di mejanya, tangannya sudah menari-nari di atas laptop, menulis tanpa henti. Konsistensinya ini sejalan dengan teori Atomic Habits oleh James Clear, yang menyatakan bahwa kebiasaan kecil yang konsisten dapat membawa perubahan besar. Bu Kanjeng membuktikan bahwa dengan membangun rutinitas menulis setiap hari, meskipun hanya sedikit, kita bisa meningkatkan produktivitas secara signifikan. Observasi terhadap kebiasaannya membuat saya menyadari bahwa disiplin adalah fondasi utama dalam mencapai tujuan jangka panjang.

Di sisi lain, Founder RVL Abah Much. Khoiri menunjukkan bagaimana kualitas dan konsistensi bisa berjalan beriringan. Dalam bukunya Mindset, Carol S. Dweck menjelaskan pentingnya memiliki pola pikir berkembang (growth mindset), yaitu keyakinan bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui usaha dan belajar. Abah Much. Khoiri tidak hanya menulis banyak, tetapi setiap tulisannya kaya akan makna dan mendalam. Dia selalu mencari cara untuk memperbaiki kualitas karyanya, tidak pernah puas dengan yang biasa-biasa saja. Pendekatannya ini mengajarkan kita bahwa mengejar prestasi bukan hanya tentang kuantitas, tetapi juga tentang kualitas. Dengan menerapkan growth mindset, kita dapat terus berkembang dan memperbaiki diri, seperti yang dilakukan Abah Much. Khoiri.

Penulis dengan Abah Much, Khoiri. Foto: Dokumen Pribadi

Tidak kalah inspiratif adalah Ibu Rita Audriyanti, yang di usia yang sudah tidak muda lagi, tetap produktif menulis buku-buku yang relevan dan segar. Keberhasilan beliau mengingatkan kita pada teori Grit oleh Angela Duckworth, yang menekankan pentingnya ketekunan dan semangat dalam menghadapi tantangan jangka panjang.

Ibu Rita menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya. Semangat dan dedikasinya adalah contoh nyata bahwa dengan teori Grit, kita bisa melampaui batasan yang ada, baik itu usia maupun kondisi lainnya. Beliau menginspirasi kita untuk tidak pernah menyerah dan terus berusaha mencapai yang terbaik, tak peduli seberapa besar tantangan yang dihadapi.

Pesan dari Abah Much. Khoiri. Foto: Dokumen Pribadi

Rumah Virus Literasi juga mencerminkan ide-ide dalam Outliers oleh Malcolm Gladwell, yang menyatakan bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh bakat, tetapi juga oleh lingkungan dan kesempatan. Komunitas ini menyediakan lingkungan yang mendukung, di mana para penulis saling berbagi pengalaman dan motivasi. Interaksi dengan para penulis senior seperti Bu Kanjeng, Abah Khoiri, dan Ibu Rita menciptakan kesempatan belajar yang berharga. Lingkungan yang positif dan penuh dukungan ini mempercepat proses belajar dan perkembangan kita sebagai penulis.

Stephen R. Covey dalam The 7 Habits of Highly Effective People menekankan pentingnya kebiasaan efektif seperti “proactive” dan “begin with the end in mind.” Di Rumah Virus Literasi, kita diajarkan untuk mengambil inisiatif dalam belajar dan menulis, serta memiliki visi jelas tentang tujuan yang ingin dicapai. Dengan menetapkan target berdasarkan prestasi teman-teman yang lebih unggul, kita membangun arah yang jelas dalam perjalanan kita menuju keberhasilan. Kebiasaan ini membantu kita tetap fokus dan termotivasi, bahkan ketika menghadapi rintangan.

Melihat para penulis senior di Rumah Virus Literasi, saya merasa seperti seorang pelari maraton yang berdiri di garis start, siap mengikuti langkah para pelari berpengalaman. Setiap hari, mereka memberikan inspirasi dan semangat untuk terus berlari, meskipun terkadang jalannya berat dan melelahkan. Mereka adalah contoh, dan juga target yang ingin saya capai dan bahkan melampauinya. Dengan menerapkan teori-teori dari buku-buku inspiratif, saya belajar bahwa “kejar yang terdepan” bukan cerita ambisi, tetapi sebuah perjalanan yang penuh pembelajaran dan pengembangan diri.

Komunitas Rumah Virus Literasi adalah tempat di mana teori-teori motivasi dan pengembangan diri dihidupkan melalui tindakan nyata para penulis senior. Dengan meneladani konsistensi Bu Kanjeng, kualitas Pak Much. Khoiri dan ketekunan Ibu Rita, kita bisa membangun kebiasaan dan mindset yang diperlukan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Melalui ketekunan, pola pikir berkembang, dan lingkungan yang mendukung, kita tidak hanya mengejar yang terdepan, tetapi juga menciptakan versi terbaik dari diri kita sendiri. Di Rumah Virus Literasi, “kejar yang terdepan” menjadi lebih dari sekadar slogan. Itu adalah filosofi hidup yang mendorong kita untuk terus belajar, berkembang, dan melampaui batasan yang ada.

Makassar, 13 November 2024




One Comment

  1. November 13, 2024 at 7:53 am

    Much. Khoiri

    Reply

    Tulisan yang bagus dan tajam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree