Hadiah Spiritual di Usia Lanjut (Sebuah Refleksi)
Hadiah Spiritual di Usia Lanjut
(Sebuah Refleksi)
Oleh Daswatia Astuty
Memasuki usia lanjut membawa saya ke berbagai perubahan emosional dan spiritual yang mendalam. Dalam fase kehidupan, saya tidak jarang mengalami perasaan dan pengalaman yang penuh makna. Dari sering menangis hingga menghadapi kesedihan. Setiap pengalaman ini dapat saya pandang sebagai hadiah atau cara Allah menunjukkan kasih sayang-Nya dan memberikan peluang untuk memperdalam hubungan saya dengan-Nya.
Pertama, salah satu perubahan yang terjadi pada usia lanjut adalah meningkatnya kecenderungan untuk merasa emosional atau mudah menangis. Namun, perasaan ini bukanlah tanda kelemahan atau cengeng, melainkan indikasi dari kelembutan hati yang diberikan Allah.
Dengan bertambahnya usia, saya sering kali menjadi lebih peka dan penuh kasih. Kelembutan ini memungkinkan saya merasakan kedalaman emosional yang lebih dalam, menjadikan setiap momen kehidupan lebih berarti. Air mata yang mengalir adalah cerminan dari rasa syukur, kebahagiaan, atau kenangan indah yang tak terlupakan. Allah mengaruniakan kelembutan ini untuk membantu saya mengapresiasi keindahan dalam kehidupan sehari-hari dan merasakan kedekatan emosional yang lebih dalam.
Kedua, banyak teman dan keluarga yang datang dan pergi seiring dengan perjalanan hidup saya. Ini menimbulkan rasa kesepian, kesedihan, dan ketidakpastian. Namun, pengalaman ini mengajarkan saya untuk tidak menggantungkan harapan dan kebahagiaan sepenuhnya pada kehadiran manusia.
Allah mengingatkan saya bahwa cinta dan dukungan dari makhluk tidak dapat selalu diandalkan, tetapi cinta-Nya adalah satu-satunya yang abadi dan konsisten. Dalam menghadapi perubahan dan kehilangan, saya mengalihkan harapan saya kepada Allah, yang tidak pernah meninggalkan saya dan selalu hadir di setiap langkah saya. Ini adalah kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan-Nya dan menemukan kestabilan dalam iman.
Ketiga, sering terbangun di tengah malam atau larut malam adalah pengalaman yang umum di usia lanjut. Bagi banyak orang, ini mungkin terasa sebagai gangguan. Namun, dari perspektif spiritual, ini adalah kesempatan yang diberikan Allah untuk beribadah dan berdoa.
Ketika dunia tenang dan hening, saya diberi waktu untuk melaksanakan shalat tahajud, sebuah ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama. Shalat tahajud di malam hari adalah momen khusus untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengungkapkan segala perasaan, dan memohon petunjuk serta solusi untuk masalah yang saya hadapi. Allah berjanji akan mendengar setiap doa dan memberikan jawaban sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Dalam momen-momen ini, saya bisa merasakan kedekatan dan dukungan yang tiada tara dari-Nya.
Keempat, kesedihan datang silih berganti. pengalaman kesedihan yang sering dialami di usia lanjut adalah salah satu cara Allah untuk menarik saya lebih dekat kepada-Nya. Kesedihan bukanlah hukuman, tetapi sebuah panggilan untuk lebih banyak bersujud dan berdoa. Dalam sujud, saya berada dalam posisi yang paling dekat dengan Allah, di mana saya bisa menuangkan semua keluh kesah dan masalah saya dengan penuh keikhlasan. Setiap air mata dan doa yang saya sampaikan dalam sujud adalah bagian dari proses spiritual yang mendalam, membantu saya menemukan kedamaian dan kekuatan di tengah kesulitan.
Akhirnya, melalui setiap pengalaman ini dari seringnya menangis, kehilangan teman, kesepian, terbangun di tengah malam, hingga kesedihan saya diingatkan akan kasih sayang Allah yang tidak pernah pudar. Allah memberikan kesempatan untuk memperdalam iman dan merasakan cinta-Nya yang abadi melalui setiap momen kehidupan. Dalam setiap tantangan dan kebahagiaan, Allah selalu ada untuk mendengarkan, menghibur, dan membimbing saya menuju kedamaian yang sejati. Ini adalah hadiah spiritual yang memungkinkan saya untuk menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Makassar, 31 Juli 2024
Leave a Reply