Mainan, Membentuk Kecerdasan dan Kreativitas Anak
Mainan,
Membentuk Kecerdasan dan Kreativitas Anak
Oleh Telly D.
“Tidak ada usia yang terlalu muda untuk belajar, dan tidak ada batasan untuk pengetahuan.”
Mainan dan anak-anak tak dapat dipisahkan, hubungannya bak dua sisi mata koin, mainan menjadi jembatan yang menghubungkan anak-anak dengan dunia imajinasi dan eksplorasi. Dari boneka yang lembut hingga robot yang canggih, mainan menghidupkan kreativitas anak-anak dan memicu rasa ingin tahu terhadap dunia di sekitar.
Daya tarik mainan, seperti magnet yang menarik logam, demikian memikat perhatian anak-anak dan mendorong anak untuk belajar dan tumbuh melalui permainan.
Dalam permainan, anak-anak belajar banyak hal, baik itu keterampilan motorik kasar saat berlarian dan melompat, maupun keterampilan sosial saat bermain bersama teman-teman. Mainan membantu anak-anak mengasah kreativitas dan imajinasi, memungkinkan anak-anak untuk menciptakan dunia baru yang hanya ada dalam pikirannya.
Mainan juga menjadi alat pembelajaran yang berharga bagi anak-anak. Mainan edukatif seperti puzzle dan permainan matematika membantu anak-anak memahami konsep-konsep penting secara menyenangkan dan interaktif. Mainan sains dan eksperimen membuka pintu bagi rasa ingin tahu anak-anak tentang alam semesta dan cara kerjanya. Bahkan mainan sederhanapun seperti blok konstruksi dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan kreativitasnya.
Lebih jauh mainan bahkan memiliki peran penting dalam menghibur anak-anak. Mainan menjadi sahabat setia dalam saat-saat kesendirian, teman yang setia dalam petualangan imajinatif, dan sumber kegembiraan yang tak terbatas.
Dengan demikian, anak-anak dan mainan membentuk hubungan yang khas dan berharga dalam perkembangan tumbuh kembangnya. Mainan tidak hanya menjadi alat untuk bermain, tetapi juga sarana untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Membangun fondasi penting dalam pembentukan kepribadian dan keterampilan anak-anak, dan memberikan kebahagiaan dan keceriaan yang tak ternilai dalam perjalanan hidupnya menuju kedewasaan.
Cucuku Nadhira
Kamu datang ke Indonesia dengan memboyong begitu banyak mainan, bagasimu syarat dengan mainan, itupun masih ditambah dengan pembelian mainan baru yang terus menerus dilakukan ayah setelah tiba di Makassar. Beragam jenis, beragam warna, dan beragam manfaat dan tujuannya. Namun nenek melihat kau justru sangat tertarik dengan remote control AC, televisi, laptop, dan handphone.
Nadhira Mengeksplorasi Fungsi Remote AC. Foto: Dokumen Pribadi
Usiamu baru menginjak usia 16 bulan, tak heran jika memiliki kecenderungan alami untuk meniru perilaku orang dewasa di sekitarmu yang sering kali menggunakan perangkat-perangkat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Nadhira Memainkan Remote AC untuk menelepon. Foto: Dokumen Pribadi
Selain itu, rasa ingin tahumu yang besar terhadap lingkungan membuat Nadhira tertarik untuk memahami cara kerja perangkat-perangkat tersebut. Fitur-fitur visual dan suara yang menarik dari perangkat elektronik juga bisa menjadi daya tarik tambahan bagimu.
Nadhira Lagi Telepon dengan Bunda. Foto: Dokumen Pribadi
Nadhira, kamu masih sangat kecil, usiamu baru 16 bulan, namun kamu anak yang penuh keceriaan dan kecerdasan. Setiap kali kamu melihat handphone, kamu tak bisa menahan dirimu, dengan antusias selalu berusaha meraih dan memegangnya dengan tanganmu yang kecil, meniru gerakan yang kamu lihat orang dewasa lakukan.
Nadhira Melakukan Video Call dengan Bunda. Foto: Dokumen Pribadi
Tanpa memedulikan jika telepon itu mati, Nadhira dengan seriusnya mulai “menelepon” teman imajiner di ujung sana. Terkadang, ekspresi wajahmu sangat serius, seolah-olah kamu sedang memecahkan masalah besar.
Kemampuan Nadhira tidak berhenti di situ. Kamu juga memiliki kecerdasan dalam menggunakan handphone. Meskipun hanya bermain-main dengan layar sentuh tanpa tujuan tertentu, kamu menunjukkan keingintahuan yang besar terhadap teknologi modern.
Lebih menakjubkan lagi, kamu mampu berkomunikasi dengan ibunda melalui handphone, meskipun kamu belum bisa bicara. Nadhira menggunakan handphone untuk mengeluarkan bunyi-bunyi menggerutu yang lucu dan tak terduga, yang mungkin merupakan usaha awalmu untuk berkomunikasi.
Kamu berkomunikasi meniru cara ayahbundamu jika berkomunikasi menggunakan handphone, yang sekali-sekali menaikkan suara keras, mengaggukkan kepala tanda persetujuan, menggerakkan tangan jika tak setuju bahkan bercampur dengan berjalan mondar mandir.
Tidak hanya itu, Nadhira juga suka berlagak memoto diri sendiri, melakukan foto selvi meniru apa yang orang dewasa lakukan yaitu berpose. Selvi di depan kamera, membuat ekspresi lucu dan ceria, Nadhira tidak hanya menunjukkan kecerdasan teknologi yang luar biasa untuk usianya, tetapi juga kemampuan imajinatif.
Kamu bisa menggunakan handphone untuk mencari lagu-lagu kesayanganmu dan mengikuti iramanya dengan menarik menggoyangkan badan dan jarimu dan melihat video animasi anak-anak yang memang sengaja ayahbunda simpan dalam handphone. Kamu gemar menonton rekaman dirimu sendiri, mengamatinya dengan serius dan menertawakan lakon dirimu sendiri dalam rekaman itu.
Nadhira Menonton Video Rekaman Diri di Handphone. Foto: Dokumen Pribadi
Setiap interaksimu dengan perangkat elektronik tersebut, Nadhira tidak hanya menunjukkan kemampuan teknologi yang menarik, tetapi juga menghadirkan keceriaan dan kebahagiaan bagi semua yang menyaksikannya.
Cerminan dari bagaimana anak-anak dapat dengan cepat beradaptasi dengan teknologi modern, serta bagaimana imajinasi anak dapat mengubah pengalaman bermain menjadi petualangan yang tak terbatas.
Awalnya nenek khawatir dengan hal ini, namun melihat durasi waktu yang kamu gunakan dan cara kamu perlakukan perangkat itu hanya sebagai alat, tidak menggantikan interaksi sosial dan peran ayahbunda dan lingkungan yang membentukmu, nenek merasa aman-aman saja.
Pemandangan yang lebih menggemaskan jika Nadhira duduk di depan laptop dengan mata berbinar-binar dengan wajah penuh kekaguman. Tangannya kecilmu memegang mouse dan dengan penuh gairah menari di atas keyboard, menekan tombol-tombol dengan penuh semangat. Kamu belum mengerti makna di balik setiap gerakan jari-jarimu, tapi kamu menemukan petualangan baru yang menarik.
Nadhira Belajar Menggunakan Mouse Laptop. Foto: Dokumen Pribadi
Nadhira Belajar Menggunakan Mouse Laptop. Foto: Dokumen Pribadi
Cahaya yang dipancarkan oleh layar laptop membuat kilau penuh keingintahuan di matamu. Dari jari-jarimu yang belum terampil, memunculkan serangkaian perubahan di layar monitor. Kamu tidak memiliki tujuan tertentu, hanya mengikuti aliran keingintahuan yang murni dan nalurinya yang menuntunmu. Mengetuk huruf-huruf acak di keyboard, menekan tombol-tombol dalam urutan tertentu yang tidak masuk akal bagi nenek, dan itu adalah perjalanan magis.
Nadhira Memainkan Tombol-Tombol Laptop. Foto: Dokumen Pribadi
Wajahmu dipenuhi dengan ekspresi kegembiraan ketika kamu menyaksikan efek-efek yang dihasilkan oleh aksimu, layar yang berubah warna, gambar yang bergerak, suara yang menggelitik telingamu. Apapun yang terjadi, itu memberimu kepuasan. Kamu merasakan dunia dalam genggaman tanganmu, sebuah dunia yang baru dan menarik, yang memanggilmu untuk menjelajah lebih dalam.
Sementara kamu sibuk dengan eksplorasimu, sorot mata kecilmu penuh dengan konsentrasi. Kamu belajar dengan cepat, mengenali pola-pola sederhana dan memahami respons yang dihasilkan oleh setiap gerakan jemarimu. Kamu tertawa kecil saat menemukan sesuatu yang lucu, atau saat menemui sesuatu yang aneh bagimu. Namun, setiap detik di depan layar laptop itu adalah petualangan bagimu.
Di mata nenek, dan orang dewasa lain, kamu hanyalah sedang bermain-main dengan laptop. Namun, bagi kamu sebuah dunia baru yang menakjubkan, sebuah jendela ke dalam keajaiban teknologi. Sementara kamu terus menekan tombol-tombol dengan penuh semangat, nenek tidak bisa menahan senyum melihat betapa indahnya dunia saat dilihat melalui kacamata seorang anak.
Ketika udara tidak terasa sejuk, tanpa ragu-ragu kamu meraih remote AC dan dengan penuh keyakinan memencet tombolnya. Ketika kamu mendengar bunyi yang berkoneksi dengan AC, AC menyala dengan mengeluarkan bunyi mesin yang mulai bekerja, kamu akan tersenyum, memoyongkan mulutmu ke depan sambil mengatakan ‘oho,’ itu teriakan bahwa kamu berhasil mendinginkan ruangan.
Kamu anak yang ‘Berdarah Dingin,’ julukan yang diberikan oleh Puang/Om dr. Yusril padamu karena hanya mau berada di ruangan sejuk. Jika malam AC padam dan kamu merasa gerah kamu bangun sendiri dan menyalakan AC. Luar biasa kemampuan ini untuk anak yang seusia kamu.
Meskipun belum sepenuhnya memahami konsep pengaturan suhu, keberanianmu dalam mencoba mengendalikan lingkungan sekitarnya sangat mengesankan.
Nadhira Menyalakan AC Kamar. Foto: Dokumen Pribadi
Demikian juga ketika Nadhira ingin menonton televisi, kamu dengan gesit meraih remote TV, dan dengan kecerdikan yang luar biasa, kamu mampu memencet tombol-tombol dengan tepat untuk menemukan saluran yang diinginkannya. Bahkan tanpa bantuan, kamu dapat menavigasi antara saluran-saluran favoritmu, menemukan kartun-kartun yang menghibur dengan cepat dan mudah.
Nadhira memberikan nenek perspektif yang menginspirasi tentang kemampuan anak-anak dalam menghadapi teknologi modern. Melalui interaksimu dengan remote AC, televisi, laptop, dan handphone, Nadhira telah menunjukkan bahwa usia bukanlah batasan bagi eksplorasi dan pembelajaran. Kemampuan untuk menguasai perangkat-perangkat tersebut dengan cepat dan percaya diri mengingatkan nenek bahwa anak-anak memiliki potensi yang luar biasa untuk beradaptasi dengan lingkungan yang terus berkembang.
Makassar, 29 Maret 2024
Leave a Reply