Kurir Paket
Pentigraf
Kurir Paket
Oleh Telly D.
“Assalamu’alaikum,” suara salam terdengar ketika pintu pagar besi diketuk. Aku yakin itu kiriman paket. Namun, saat itu adalah waktu yang sangat tidak tepat. Aku sangat lelah dan sudah bersiap-siap untuk istirahat tidur. Tanpa ragu, aku memanggil bi Iyem untuk membuka pintu dan menerima paketnya. Setelah itu, aku kembali terlelap tidur tanpa terganggu.
Dalam tidur nyenyakku, suara dering telepon membangunkanku. Suamiku memberitahuku bahwa ibunya telah datang di rumah. Aku hanya mengiyakannya dan kembali tidur pulas. Ketika perutku mulai terasa lapar, aku bangun dan menuju ruang makan. Tetapi sebelum aku sampai di sana, bi Iyem memberitahuku bahwa ada tamu menunggu di ruang tamu.
Aku melangkah ke ruang tamu cepat, pemandangan yang mengejutkan menyambutku. Ruang tamuku berantakan, penuh dengan pisang, jagung, sayuran, dan ubi kayu berserakan di lantai, bahkan ada seekor ayam kampung yang masih hidup terikat dalam kantongan. Bau kotoran ayam yang menyengat memenuhi udara ruangan. Jeritan marah langsung keluar dari mulutku, sambil memanggil bi Iyem dengan keras. Aku tidak bisa mempercayai keadaan yang berantakan di ruang tamuku. “Itu bawaan ibu dan ayah dari kampung,” kata suamiku tiba-tiba muncul di belakangku. Pandangan yang tajam seolah tidak percaya dengan reaksiku. Rasa panik mencengkram hatiku. Tanpa pikir panjang aku segera mencari mereka, ingin meminta maaf. Tetapi sayangnya, mereka sudah pergi.
Makassar, 11 Februari 2024
Leave a Reply