AMPLOP PENGHIANATAN
Pentigraf
AMPLOP PENGHIANATAN
Oleh: Telly D.
Ada kalanya Rina, Direktur Utama yang tak segan turun ke lapangan, melakukan inspeksi mendadak ke berbagai divisi. Hari itu, langkahnya terhenti ketika seorang petugas housekeeping mendekatinya. Dengan suara lirih namun penuh syukur, petugas itu mengucapkan terima kasih atas bantuan kesehatan yang diterima saat ia jatuh sakit, sembari menyerahkan amplop berisi uang lima ratus ribu rupiah. Dia menyampaikan rasa maaf karena pinjaman terlambat dikembalikan. Rina tersenyum tipis, namun pikirannya terusik. Ada rasa yang aneh, menggiringnya pada tanya yang tak biasa.
Rina segera melangkah kembali ke ruang kerjanya, memanggil penanggung jawab housekeeping. Dari mulut yang gemetar, terkuak bahwa jumlah awal uang bantuan yang diterima housekeeping adalah dua setengah juta rupiah, dikirim dari HRD. Rina merasa ada yang lebih dalam dari sekadar amplop yang berpindah tangan. Rantai misteri ini membawanya memanggil penanggung jawab HRD, dan dari sanalah diketahui bahwa dana awalnya mencapai lima juta rupiah, diberikan langsung oleh Perusahaan. Setiap tangan yang menerima, rupanya memotong bagian, menyisakan amplop yang menjadi semakin ringan.
Di hadapan mereka, Rina menghela napas panjang, rasa kecewanya terasa mencekam. “Kalian bukan hanya mengambil yang bukan hak kalian, tetapi juga telah berbohong. Ini bukan pinjaman ini bantuan dari perusahaan, tanda kepedulian yang kalian abaikan.” keserakahan yang tertutupi kini terbuka lebar, menelanjangi moral yang rapuh.
Makassar, 4 November 2024
Leave a Reply