LEMARI GADING BU ENDANG

Pentigraf
LEMARI GADING BU ENDANG
Oleh: Telly D.
Lemari kaca berukir gading berisi ijazah yang diletakkan berdampingan piala dan boneka wisuda adalah satu-satunya barang mewah yang menghias ruang tamu milik Bu Endang. Setiap tamu yang datang, ia tuntun pandangan mereka ke sana, seolah lemari itu adalah altar kesucian akademik. Demi ijazah, ia rela menjual ladang warisan, menggadaikan cincin kawin, bahkan menjadi penjaga kantin SD hanya untuk menyekolahkan tiga anaknya sampai sarjana.
Namun, betapa kagetnya pagi itu saat sedang antre minyak goreng, ia mendengar dua pemuda bercakap soal ijazah cepat jadi tanpa kuliah. Mereka menyebut nama Pramuka seolah itu nama universitas. Mulanya Bu Endang menertawakan mana mungkin ijazah bisa dipesan seperti gorengan. Tapi sore harinya, telivisi dan media sosial menampilkan kios kecil dengan printer dan banner kusam bertuliskan: “Ijazah? Bisa Diatur.” Ia terpaku. Di balik plastik bening, ijazah-ijazah itu tergantung seperti baju diskon, siap dibeli siapa saja.
Malamnya, dengan langkah gemetar, ia berdiri di depan lemari gadingnya. Tak ada yang berubah, tapi semuanya telah hancur. Ia menangis bukan meratapi kehilangan uang atau martabat, tapi karena akhirnya sadar: ia telah membangun mimpi dari beton, sementara kenyataan bisa dibangun dari fotokopi.
Makassar, Juni 2025
Leave a Reply