Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam
Oleh: Telly D.
Hari itu, Nadhira, kita menginjakkan kaki di Fort Rotterdam, Makassar. Benteng ini berdiri di hadapanmu, kokoh dan teduh seperti seorang kakek tua yang telah menyaksikan ribuan matahari terbit dan tenggelam.
Dinding-dinding batu kapurnya, yang sudah tua dan berlumut, membisikkan kisah tentang keberanian, tentang perang, tentang perjanjian yang kadang tak adil, dan juga tentang semangat manusia bertahan di tengah badai sejarah.
Fort Rotterdam dulunya dibangun oleh kerajaan Gowa untuk melindungi tanah Makassar dari serangan luar. Tapi kemudian, benteng ini jatuh ke tangan bangsa Belanda, dan berganti nama dari Ujung Pandang menjadi Rotterdam. Bentuknya menyerupai seekor penyu yang merayap ke laut, sebuah simbol bahwa orang-orang di sini, di tanah Bugis-Makassar, adalah pelaut-pelaut sejati, tak gentar menghadapi ombak. Benteng ini Nadhira, bukan benteng biasa, melainkan saksi hidup betapa keras dan mulianya perjalanan orang-orang sebelum kita.
Kita berdua berjalan dari satu bastion ke bastion lain, seolah menyapa para penjaga tua yang berdiri tanpa suara. Di setiap sudut, nenek Puang Ina membayangkan masa lalu; prajurit-prajurit berdiri gagah, meriam-meriam diarahkan ke lautan, dan suara terompet tanda perang.
Kamu berlari kecil di jalanan berbatu, tanganmu menggenggam jari-jari nenek. Mungkin kamu belum mengerti, tapi dalam langkahmu yang ringan, aku ingin menitipkan jejak yang dalam.

Nadhira Bersama Nenek Puang Ina Masuk ke Dalam Benteng Fort Rotterdam. Foto: Dokumen Pribadi
Di dalam benteng itu, kita juga mengunjungi Museum La Galigo, yang tersembunyi di antara bangunan tua benteng. Museum ini, Nadhira, adalah museum berisi harta warisan kita. Kita melihat perahu kayu kecil lambang jiwa pelaut nenek moyangmu. Ada pula baju sutra Bugis yang berwarna-warni, cantik seperti pelangi yang jatuh di tanah. Ada keris-keris tua, senjata yang tidak hanya digunakan untuk berperang, tapi juga sebagai lambang kehormatan dan harga diri. Semua benda itu diam, tapi bercerita tentang dunia yang pernah hidup; dunia di mana janji lebih berat dari emas, dan kehormatan lebih mahal dari hidup.

Nadhira Bersama Nenek Puang Ina di Depan Museum La Galigo Dalam Benteng Fort Rotterdam. Foto: Dokumen Pribadi
Nenek Puang Ina bercerita padamu, sambil membenarkan bajumu yang tertiup angin: tentang kebesaran orang-orang yang tak hanya mengandalkan kekuatan, tapi juga kecerdasan, keteguhan hati, dan keluwesan dalam menghadapi dunia yang terus berubah. Kita berjalan melewati ruang-ruang sempit, di mana dahulu para pejabat Belanda membuat keputusan yang mengubah nasib banyak orang. Kita melangkah di tempat di mana Pangeran Diponegoro pernah ditahan, menulis harapan dalam hati yang sunyi.

Nadhira Bersama Nenek Puang Ina Duduk Istrahat di Taman Kecil Dalam Benteng Fort Rotterdam. Foto: Dokumen Pribadi
Sore menjelang, kita duduk di taman kecil dalam benteng. Angin laut berhembus lembut, membawa aroma garam dan sejarah. Burung-burung camar sesekali melintas, melukis garis-garis putih di langit jingga. Di hadapanmu terbentang benteng tua itu diam, tetapi penuh makna. Nenek menatapmu, dan dalam hati, nenek berdoa: semoga kelak saat kamu dewasa, kamu tidak hanya tahu tentang dari mana kamu berasal, tapi juga bangga memilikinya.
Cucuku, darah Bugis-Makassar yang mengalir dalam nadimu adalah darah yang keras seperti batu karang, tetapi juga lentur seperti layar perahu yang menari bersama angin. Ini bukan soal menjadi hebat di mata dunia, melainkan cerita memegang janji dalam badai, mencintai tanah air seperti seorang nenek memeluk cucunya.
“Nadhiraku, jadilah seperti benteng ini; berdiri tegak, menua dengan mulia, dan tetap menjaga semua yang berharga, meski dunia berubah.”
Makassar, 24 April 2025
May 1, 2025 at 2:04 pm
Jason4357
Good https://is.gd/N1ikS2
May 1, 2025 at 6:03 am
Elvira431
Awesome https://is.gd/N1ikS2
May 1, 2025 at 5:16 am
Gilbert406
Very good https://is.gd/N1ikS2
May 1, 2025 at 4:53 am
Archie916
Good https://is.gd/N1ikS2
April 30, 2025 at 10:40 pm
Elinor2892
Awesome https://is.gd/N1ikS2
April 30, 2025 at 6:06 am
Kennedy3856
Very good https://is.gd/N1ikS2
April 29, 2025 at 7:37 am
Londyn2940
Very good https://is.gd/N1ikS2
April 27, 2025 at 6:58 pm
Camille1932
Awesome https://urlr.me/zH3wE5
April 27, 2025 at 6:35 pm
Marie3417
Good https://urlr.me/zH3wE5
April 26, 2025 at 11:52 pm
Yulia Azizah
Kata demi kata bak mutiara
April 26, 2025 at 11:51 pm
Yulia Azizah
Tulisan indah berkesan
April 26, 2025 at 11:13 pm
Mukminin
Jos Gandos
April 26, 2025 at 10:57 pm
Much. Khoiri
Tulisan yang bagus. Penutupnya mengandung pesan yang mendalam.