SEKOLAH HIJAU

Pentigraf
16
SEKOLAH HIJAU
Oleh: Telly D.
Bu Sarmi bukan petani besar. Ia hanya menanam sayur di lahan kecil belakang rumahnya: bayam, kangkung, cabai, dan singkong. Tapi sejak harga bahan pokok melambung dan pasar makin jauh, ia mulai membagi hasil panennya ke tetangga. Tak ada yang diminta membayar. Asal ikut tanam, semua boleh panen. Maka jadilah kebun belakang rumah itu seperti kelas hidup, ibu-ibu datang membawa bibit, belajar membuat kompos, dan menukar cerita di sela menggali tanah.
Suaminya semula bingung. Tapi ketika dapur mereka tak pernah kekurangan sayur, dan anak-anak tetangga tak lagi menangis karena lapar, ia pelan-pelan ikut menyiram. Kini, rumah mereka jadi pusat belajar sederhana. Warga menyebutnya “Sekolah Hijau Ibu Sarmi.”
Di sebuah pertemuan RT, ketika bu Sarmi diminta berbagi pengalaman kesuksesan, ia hanya menunjukkan telapak tangannya yang penuh tanah dan berkata, “Perempuan tak perlu menunggu bantuan datang kami bisa menanam harapan dari lubang tanah yang kecil.”
Makassar, 21 April 2025
April 25, 2025 at 7:38 pm
Cassandra2954
Very good https://lc.cx/xjXBQT
April 24, 2025 at 11:56 pm
Lauryn1327
Awesome https://lc.cx/xjXBQT
April 23, 2025 at 12:41 am
Arabella2370
Good https://is.gd/tpjNyL