April 22, 2025 in Uncategorized

RAHIM TAK LAGI TABU

Pentigraf
4

RAHIM TAK LAGI TABU

Oleh: Telly D.

Di ruang kecil Puskesmas desa, Bu Yuni duduk dengan papan tulis dan sebatang spidol. Ia bukan hanya bidan, ia pendidik, pelindung, dan tempat bertanya para remaja putri yang takut bicara. Setiap Jumat sore, ia membuka kelas sunyi, membahas hal-hal yang selama ini dibisiki: menstruasi, kehamilan, tubuh perempuan, dan pilihan. “Tubuh kalian bukan aib. Ia adalah amanah,” katanya.

Awalnya hanya dua gadis yang datang. Mereka malu, tertunduk, tak berani menatap. Tapi minggu berikutnya bertambah jadi lima, lalu sepuluh. Mereka mulai bertanya, mulai tertawa, mulai merasa aman. Tapi di luar sana, bisik-bisik mulai berdengung. “Itu kelas merusak moral,” beberapa orang tua yang belum bisa membedakan antara ilmu dan kebodohan yang diwariskan.

Suatu hari, seorang gadis menangis memeluk Bu Yuni setelah berhasil mengatakan “tidak” pada paksaan kawin muda. “Terima kasih, Bu. Sekarang saya tahu tubuh saya bukan milik siapa-siapa kecuali saya sendiri.”

Makassar, 21 April 2025




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *