April 22, 2025 in Uncategorized

SUARA DARI WARNA-WARNA

Pentigraf
5

SUARA DARI WARNA-WARNA

Oleh: Telly D.

Alya duduk di depan kanvas besar, tangannya menari dengan kuas. Ia menggambar perempuan-perempuan yang memikul air, tertawa tanpa suara, menangis dalam sunyi. Ia anak kepala desa, tapi lebih suka bicara dengan warna. Ibunya menganggap itu hanya hobi remaja. “Perempuan itu jangan terlalu berani. Nanti susah laku,” begitu katanya setiap kali melihat lukisan yang menggugat.

Sampai suatu hari, lukisannya dipilih untuk pameran seni di kota. Ia menggambarkan seorang ibu yang terjebak dalam rumah kaca dilihat, dipuji, tapi tak bisa bergerak bebas. Saat tampil di pembukaan, ia hanya berkata satu kalimat: “Saya melukis karena banyak perempuan tak sempat bicara.” Kabar itu sampai ke kampung. Sebagian mencibir, sebagian diam. Tapi ada anak-anak perempuan yang mulai menggambar diam-diam di belakang buku pelajaran.

Alya menulis di balik kanvas terakhirnya: “Jika kata-kata mereka dibungkam, maka biarkan warna-warna yang bersuara.”

Makassar, 21 April 2025




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *