SALAM TEMPEL

Pentigraf
SALAM TEMPEL
Oleh: Telly D.
Lebaran tiba, dan Dito, bocah tujuh tahun dengan semangat sebesar gunung emas, berlari-lari dari satu rumah ke rumah lain seperti pemburu harta karun. Tangannya terulur dengan harapan setinggi langit, menanti salam tempel dari para om dan tante. Uang warna-warni menumpuk di sakunya, membuatnya merasa seperti sultan kecil. Namun, harapan itu mulai goyah saat tiba di rumah Om Berto. Dengan senyum lebar, Dito menyodorkan tangan mungilnya, siap menerima berkah Lebaran.
Namun, yang ia dapatkan hanyalah genggaman tangan erat “Selamat Lebaran ya, Dit!” kata Om Dito terpana, bibirnya mulai bergetar, siap meluncurkan tangisan penuh nestapa. Tapi sebelum air matanya jatuh, Tante Rina dengan sigap menyelamatkan harga dirinya, menyelipkan selembar uang ke dalam tangannya. Mata Dito langsung berbinar, kakinya refleks bersujud syukur di ruang tamu, ingin merayakan kemenangan kecilnya.
Tapi nasib berkata lain sujudnya berubah jadi luncuran maut! “Duaaaaar!” tubuhnya mencium lantai lebih cepat dari niatnya, dan meja di depannya bergoyang, ikut tumbang. Semua orang terkejut sejenak, lalu pecah dalam gelak tawa. Dengan ekspresi meringis antara sakit dan malu, Dito tetap menggenggam uangnya erat sambil berseru, “Yang penting dapat THR-nya,?!”
Makassar. Maret 2025
Leave a Reply