PERJAMUAN TERAKHIR

Pentigraf
PERJAMUAN TERAKHIR
OleH: Telly D.
Rumah itu dingin meski lampu-lampu terang menyala. Enam tahun pernikahan tanpa buah hati telah menjadikannya ladang perselisihan. Suami itu, wajahnya tampak ramah di luar, tetapi hatinya penuh riak dendam. Ketergantungannya pada keluarga istrinya adalah tali yang mengikat, namun ketika kabar tentang kanker lambung tingkat lanjut menyentuh telinganya, ia merasa menemukan celah untuk bebas. Hari itu, ia menyiapkan perjamuan istimewa piring-piring penuh makanan pedas yang menggoda, minuman dingin berisi potongan es yang mencair. Ia menyaksikan istrinya makan dengan lahap, seperti seorang tahanan yang merayakan kebebasannya.
Beberapa jam kemudian, ibunya yang renta terkulai, tangannya menggenggam perut dengan nyeri yang memuncak. Ambulans datang, waktu berlomba dengan harapan. Di rumah sakit, dokter berbicara dengan amarah tertahan, โMengapa memberikan makanan yang menjadi pantangan?โ Wajah suami itu pucat, jawaban tak mampu keluar dari bibirnya. Dokter mengungkap sesuatu yang lebih mengejutkan bahwa ia telah memberitahu hasil pemeriksaan telah tertukar, yang mengidap kanker bukan sang istri, melainkan ibunya sendiri. Kata-kata itu bagai palu yang menghantam kesadarannya, membuatnya gemetar.
Ia menoleh, mendapati senyum samar istrinya. Mata istrinya berbicara tanpa suara, penuh kemenangan. Ia tahu, istrinya telah membaca rencana busuknya, dan perjamuan terakhir itu menjadi belenggu baru bagi hati nuraninya.
Makassar 17 Januari 2025
January 17, 2025 at 10:26 pm
Mudafiatun Isriyah
Mengalir enak di baca dan dimengerti, jd healing rasa
January 17, 2025 at 10:26 pm
Much. Khoiri
Penti yang cakep dan indah.
January 17, 2025 at 10:12 pm
Mukminin
Pentigrafnya mantab terus