DI TENGAH RAPAT

Pentigraf
DI TENGAH RAPAT
Oleh: Telly D.
Azka, bocah sebelas tahun dengan mata berbinar, menggenggam ponselnya erat. Hatinya bergemuruhi. Ia telah sebulan berkirim pesan dengan Liza, gadis sekelasnya yang menurutnya seperti matahari kecil yang sangat menarik. Namun, keberanian untuk mengutarakan perasaannya bagai daun yang ragu jatuh ke tanah. Dalam kegelisahannya, ia menelepon sang ayah, sosok yang selalu punya jawaban untuk semua misteri dunia.
Di ruang konferensi besar yang penuh dengan wacana serius, suara Azka yang lirih, polos dan penuh rasa menyelinap ‘’bagaimana caranya bilang ke Liza kalau aku suka dia?” Sang ayah, yang memimpin pertemuan, mencoba menunda pembicaraan. Tapi Azka mendesak, suaranya seperti desau angin yang tak ingin berlalu begitu saja. Dengan desakan putranya, sang ayah akhirnya menyerah. Katakan padanya, ‘Liza, kamu gadis tercantik, terpintar, dan terlucu di kelas. Aku tahu usiamu sebelas tahun, tapi aku senang sekali ngobrol denganmu. Bagaimana kalau kita pacaran online?’ Ucapnya dengan nada keras.
Saat kata-kata itu mengalir dari mulutnya, ruangan pertemuan tiba-tiba hening. Rekan-rekannya menatap terkejut, dan mata mereka penuh tanya. Suasana membeku seperti air yang lupa mengalir. Sang ayah tersentak, menyadari kebodohannya. “Ini bukan seperti yang kalian pikirkan!” katanya tergesa. “Saya sedang bicara dengan anak laki-laki saya!”
Makassar, 18 Januari 2025
January 19, 2025 at 9:55 pm
Sumintarsih
Wah…. seru….Keren Bunda …
January 19, 2025 at 8:40 pm
Much. Khoiri
Penti yang bagus. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi anggota rapat mendengar kata2 sang ayah yg terakhir.
January 19, 2025 at 8:43 pm
Telly D
Terima kasih Abah