PERTARUNGAN SENGIT
Pentigraf
PERTARUNGAN SENGIT
Oleh: Telly D.
Herlin baru saja menyuap nasi goreng ke mulutnya, bahkan belum sempat kunyahannya meresap, suara Harun sudah menyambar menggugatnya. “Mengapa dia suka sekali makan di restoran, padahal duitnya bisa ditabung buat beli mobil,” dengan nada kayak ketua RT yang abis keliling tagih iuran. Herlin berhenti mengunyah, menatap Harun dengan tatapan yang memastikan bahwa Harun serius menanyakan hal ini.
Herlin menarik napas, dramatis. Dan balik menanyakan kepada Harun apakah selama ini Harun suka makan di restoran, ikut gym, memelihara tubuh dan wajah di pusat kebugaran. Harun menatapnya balik, geleng-geleng kayak boneka dashboard yang kena jalan berlubang. Dan herlin meneruskan menanyakan apakah Harun sudah punya mobil?, suara lebih tajam dari silet potong harga. Lagi-lagi, Harun cuma geleng-geleng.
“Belagu lu,” katanya sambil menaruh sendok, “makanan juga selama ini gue yang beliin!” Herlin tersenyum tipis, ia mengakhiri semua drama ini dengan satu pukulan telak. Harun terdiam, wajahnya malu dan pengen nyungsep di bawah meja. Herlin balik menikmati nasi gorengnya dengan nikmat, sementara Harun sibuk mengunyah kepahitan.
Makassar, 10 Januari 2025
Leave a Reply