HADIAH DARI LANGIT
Pentigraf
HADIAH DARI LANGIT
Oleh Telly D.
Hari itu rumah kecil mereka semarak dengan balon warna-warni dan kue ulang tahun. Rara duduk di tengah keramaian dengan gaun merah mudanya, tampak cantik seperti boneka hidup. Suara nyanyian ulang tahun dan tawa teman-temannya menggema, tapi hati kecil Rara terasa kosong. Matanya sesekali melirik ke pintu, berharap seseorang yang ia rindukan masuk dan memeluknya erat.
Ketika semua mulai menikmati pesta, Rara mendekati ibunya dengan wajah penuh harap. Ia meminta ibunya menelepon ayahnya, menginginkan kehadirannya di ulang tahun kali ini. “Aku ingin Ayah tahu aku sudah besar, pintar dan berani,” katanya dengan nada memohon. Ibunya terdiam, air matanya tak tertahan. Tak ada kata yang bisa ia ucapkan untuk menjelaskan kenyataan.
Di keheningan malam, saat Rara telah lelap, sang ibu duduk sendiri, semua hadiah dan kue ulang tahun selama ini adalah usahanya, ayah Rara sudah lama meninggal. namun ibu tak pernah sanggup mengungkapkan itu. “Selamat ulang tahun, Sayang. Hadiah ini dari Ayah,” bisiknya, pada angin yang membawa doanya ke langit.
Makassar, 14 Desember 2024
Leave a Reply