ZIARAH MAKAM
Pentigraf
ZIARAH MAKAM
Oleh: Telly D.
Malam itu, Tono memutuskan untuk menziarahi makam Pak Arman, sahabat lama kakeknya yang baru saja meninggal. Ia datang bersama beberapa kerabat lainnya, mengingatkan kembali kenangan masa lalu bersama almarhum yang begitu ramah dan bijaksana. Suasana pemakaman sepi, hanya diterangi oleh cahaya lampu temaram dan lilin yang dipasang di sekeliling makam. Tono duduk bersama keluarga, membaca doa dan berdoa untuk arwah Pak Arman.
Di tengah-tengah kegiatan ziarah, Tono melihat seseorang berdiri di dekat makam Pak Arman. Itu adalah seorang pria tua yang tidak ia kenali, mengenakan pakaian sederhana. Pria itu menyapa mereka, berbicara dengan ramah, dan bahkan ikut berdoa bersama. Ia mengingatkan mereka untuk tidak melupakan kebaikan Pak Arman, yang selalu mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama. Tono dan beberapa peziarah lainnya merasa nyaman dengan kehadirannya, bahkan sempat berbincang-bincang dengan pria itu. Setelah beberapa saat, pria itu mengucapkan salam dan pergi meninggalkan makam.
Ketika acara selesai, Tono merasa heran karena pria tua itu tampaknya sudah tidak ada di sekitar. Ia pun bertanya kepada petugas pemakaman yang datang untuk merapikan area tersebut. Petugas itu menatapnya dengan heran. “Makam yang kalian ziarahi tadi adalah makam Pak Rahman, bukan Pak Arman.” Tono terkejut, wajahnya pucat. Dalam kebingungannya, ia menatap nisan Pak Rahman, yang kini terlihat sangat familiar. Senyum pria tua itu tiba-tiba terbayang lagi di benaknya. Tono sadar, arwah Pak Rahman lah yang datang untuk menemani mereka malam itu.
Pakuwon City Surabaya, 25 November 2024
Leave a Reply