September 24, 2024 in Uncategorized

KEKUATAN MEMBERI CONTOH

Post placeholder image

KEKUATAN MEMBERI CONTOH
(Sebuah Inspirasi)

Oleh: Daswatia Astuty*)


Dalam kehidupan sehari-hari, ada sebuah ungkapan yang sangat kuat dan penuh makna: “Lebih baik memberi contoh daripada hanya banyak bicara.” Prinsip ini menggambarkan betapa pentingnya konsistensi antara perkataan dan perbuatan, terutama dalam konteks pendidikan, bimbingan, dan inspirasi.

Dalam banyak disiplin ilmu, dari psikologi hingga agama, kita diajarkan bahwa tindakan lebih berbicara dibandingkan kata-kata. Ketika teori diajarkan, tetapi tanpa disertai contoh nyata, maka pesan itu kehilangan daya dorongnya. Namun, ketika seseorang menunjukkan melalui tindakan bagaimana teori tersebut diterapkan, ia menciptakan dampak yang lebih besar dan inspirasi yang lebih mendalam.

Salah satu contoh nyata dari prinsip ini adalah Dr. Much. Khoiri, seorang dosen, Sponsor literasi, Founder RVL, Youtuber, Blogger, dan penulis produktif yang telah menghasilkan 76 buku. Beliau tidak hanya berbicara tentang Menulis Kreatif (Creative writing), tetapi juga meneladankan ketekunan dan disiplin dalam menulis. Ketika dia menjadi narasumber pada seminar BII RISET LIYAPDIMAS 2024: menggagas, Meneliti, Menulis dan Mempublikasikan Optimalisasi Karya Ilmiah dan Populer berbasis Riset Multidisiplin, yang diselenggarakan oleh IAIN Manado yang mengundang terbuka untuk orang umum mengikuti Zoom yang terjadwal pada tanggal 24 September 2024. Dimana dia melayani berbagi pertanyaan termasuk cara mengatasi writer’s block atau menyisihkan waktu di tengah kesibukan untuk menulis.

Dia memperlihatkan contoh langsung bagaimana dia mengelola waktu, dan memperlihatkan karya-karya tulis kreatif yang dia hasilkan. Dengan menunjukkan hasil nyata, beliau menanamkan keyakinan dalam diri audiens bahwa menulis setiap hari bukan hanya sekadar teori, melainkan sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki tekad dan dedikasi.

Dalam pembelajaran sosial Albert Bandura menekankan bahwa manusia cenderung belajar melalui observasi, imitasi, dan modeling. Artinya, seseorang akan lebih cenderung meniru perilaku orang lain yang mereka pandang sebagai panutan atau model, terutama ketika mereka melihat bukti nyata kesuksesan model tersebut. Dalam konteks pendidikan dan bimbingan, seorang guru atau pembicara yang meneladankan apa yang ia ajarkan akan lebih berhasil mempengaruhi dan menginspirasi orang lain.

Much. Khoiri menjadi contoh ideal dari teori ini. Ketika dia berbicara tentang disiplin menulis dan pentingnya ketekunan, dia tidak hanya memberikan teori, tetapi juga menunjukkan bagaimana dia sendiri mempraktikkannya. Misalnya, dia menceritakan bagaimana bisa menulis di mana saja, baik itu di laptop, di ponsel, atau bahkan “menulis dalam pikiran” saat mengemudi mobil. Kebiasaan menulis setiap hari ini adalah bukti konkret dari disiplin yang dia ajarkan kepada audiens. Dalam perspektif psikologi pendidikan, proses ini disebut modeling atau role modeling, dimana seseorang belajar dengan melihat contoh nyata dari model yang berhasil.

Ketika audiens melihat hasil dari apa yang diajarkan, mereka menjadi lebih termotivasi untuk meniru perilaku tersebut. Proses ini melibatkan mekanisme psikologis yang penting, yaitu vicarious reinforcement atau penguatan melalui pengamatan. Dengan melihat contoh kesuksesan Much. Khoiri, peserta seminar mendapat penguatan psikologis bahwa perilaku yang serupa akan membawa mereka pada hasil yang serupa.

Dalam banyak ajaran agama, konsistensi antara perkataan dan perbuatan sangat ditekankan. Dalam Islam, misalnya, terdapat ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan: “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sungguh besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3). Ayat ini menegaskan bahwa mengatakan sesuatu tanpa melaksanakannya adalah tindakan yang sangat tercela.

Dalam konteks ini, Much. Khoiri tidak hanya berbicara tentang pentingnya menulis secara konsisten, tetapi juga mempraktikkan apa yang dia ajarkan. Dia tidak sekadar memberikan motivasi atau teori, tetapi memperlihatkan secara langsung bagaimana dia menjalani hidup sebagai penulis yang produktif, dimana tidak ada hari tanpa menulis.

Dalam perspektif agama, ini adalah bentuk integritas dan kejujuran yang tinggi, dimana seseorang tidak hanya menyampaikan ajaran, tetapi juga menjadi contoh hidup dari ajaran tersebut.

Ajaran agama juga menekankan pentingnya keteladanan dalam mendidik. Nabi Muhammad SAW adalah contoh utama dalam Islam, dimana dia selalu memberikan teladan melalui tindakan nyata, sehingga umat bisa mengikuti jejaknya dengan jelas. Begitu juga Much. Khoiri, meskipun hanya dalam konteks kepenulisan, dia menunjukkan bagaimana teladan bisa menjadi cara paling efektif untuk menginspirasi dan memotivasi orang lain.

Much. Khoiri memperlihatkan bahwa kecintaannya pada dunia menulis tidak sekadar menjadi rutinitas, tetapi telah menjadi bagian dari kehidupannya. Ini mencerminkan prinsip habit formation atau pembentukan kebiasaan dalam psikologi, dimana perilaku yang dilakukan secara berulang akan menjadi kebiasaan yang mendalam. Bagi Much. Khoiri, menulis bukan lagi sebuah tugas, melainkan sebuah kebiasaan yang dilakukan di mana pun dan kapan pun. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi di depan komputer, tetapi juga bisa dilakukan di ponsel, di sela-sela kesibukan, atau bahkan ketika dia sedang mengemudi.

Ini adalah contoh nyata dari bagaimana seseorang bisa membentuk kebiasaan positif dengan konsistensi dan dedikasi. Dalam teori kebiasaan, dikatakan bahwa untuk menciptakan kebiasaan baru, seseorang harus melakukannya secara terus-menerus dan tanpa gangguan selama periode waktu tertentu. Mcuh. Khoiri telah mencontohkan bahwa menulis adalah sesuatu yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, asalkan kita memiliki niat dan komitmen yang kuat.

Lebih jauh, seorang guru atau pembicara yang meneladankan apa yang ia ajarkan akan memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar berbicara atau memberikan teori. Hal ini sesuai dengan pandangan Paulo Freire, seorang ahli pendidikan yang menekankan pentingnya praxis yaitu perpaduan antara teori dan praktik dalam pembelajaran. Menurut Freire, pengetahuan yang sejati hanya bisa tercapai ketika ada keselarasan antara apa yang kita katakan dengan apa yang kita lakukan.

Much Khoiri mempraktikkan praxis dalam seminar-seminarnya, dimana dia tidak hanya mengajarkan teori tentang menulis, tetapi juga memperlihatkan secara langsung bagaimana dia menjalankan teori tersebut dalam hidupnya. Hal ini menciptakan pengalaman belajar yang lebih kuat bagi peserta, mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga melihat bagaimana pengetahuan itu diterapkan dalam praktik.

Dalam dunia pendidikan, bimbingan, dan inspirasi, memberi contoh jauh lebih efektif daripada hanya banyak bicara. Dalam psikologi, agama, dan pendidikan, teladan menjadi dasar penting dalam membentuk perilaku dan keyakinan. Much. Khoiri, dengan segala dedikasi dan kecintaannya pada menulis, adalah contoh nyata dari prinsip ini. Dia menunjukkan bahwa ketekunan, disiplin, dan kebiasaan menulis tidak hanya bisa diajarkan, tetapi juga diteladankan. Dalam perspektif psikologi, agama, dan pendidikan, dia telah mencontohkan bahwa menulis setiap hari bukan hanya sekadar teori, tetapi sesuatu yang bisa dijalani dengan konsisten dan penuh dedikasi.

Melalui tindakan nyata, Much. Khoiri mengajarkan bahwa keberhasilan bukanlah hasil dari retorika, melainkan dari kerja keras yang terus-menerus. Semoga kita semua bisa terinspirasi, belajar dari teladan yang dia contohkan, dan mengaplikasikan prinsip ini dalam kehidupan kita sehari-hari.

Makassar, 24 September 2024
•) Daswatia Astuty, seorang nenek, pemerhati pendidikan, pekerja sosial kemanusiaan, Penulis 39 buku dan Peserta seminar BII RISET LIYAPDIMAS 2024.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree