BATU DI PUNCAK BUKIT RAHMAH

Pentigraf
BATU DI PUNCAK BUKIT RAHMAH
Oleh: Telly D.
Namaku tak pernah tertulis. Tapi mereka datang, menyentuhku, menangis di sisiku, menyebutku sebagai saksi cinta pertama di bumi. Aku batu di puncak Jabal Rahmah, aku diam, tapi ingat segalanya. Aku mendengar doa Adam saat langit terasa terlalu jauh. Aku merasakan air mata Hawa saat bumi belum mengenal pelukan. Mereka berdua bertemu di sini, tak membawa apa pun selain rindu yang dimaafkan.
Setiap tahun, manusia datang menaiki lereng ini. Mereka membawa dosa, harapan, dan nama-nama yang mereka simpan di dada. Aku tak mengerti bahasa mereka, tapi aku tahu nada putus asa dan nada kesungguhan. Tak sedikit yang menyandarkan pipi ke tubuhku, berharap kuteruskan doanya ke langit. Tapi aku bukan pengantar doa. Aku hanya batu yang sudah terlalu lama belajar diam.
Dan pagi ini, seorang anak muda menyentuhku lalu berbisik, “jika kau pernah melihat ampunan benar-benar turun, ajarkan aku cara bertahan setelah dimaafkan.”
Makassar, Juni 2025
June 7, 2025 at 11:53 pm
Mukminin
Indah benar personifikasinya yg menandung makna dalam
June 7, 2025 at 10:23 pm
Much. Khoiri
Penti yang bagus dan estetik, dengan personifikasi baru di puncak Jabal Rahmah