KETIKA PINTU TAK LAGI ADA

Pentigraf
KETIKA PINTU TAK LAGI ADA
Oleh: Telly D.
Aku pernah dibuka dengan penuh cinta, ditutup dengan sabar, diketuk pelan saat rindu, dan dibanting saat amarah memuncak. Bertahun-tahun aku berdiri di sana menjadi batas, menjadi saksi, menjadi sakral. Aku mengenal suara langkah mereka, nada tawa yang berubah, dan keheningan yang makin panjang dari tahun ke tahun.
Tapi pagi ini, aku dilepas dari engsel. Dinding tempatku bersandar dibongkar perlahan. Tak ada suara marah. Tak ada tangis. Hanya ketukan palu dan kardus-kardus yang ditumpuk rapi. Rumah ini akan direnovasi, kata mereka. Tapi aku tahu, bukan rumah yang berubah mereka yang tak lagi ingin saling kembali. Tak perlu pintu jika tak ada lagi yang hendak masuk.
Sebelum dibawa pergi, aku melihat ruang tamu untuk terakhir kalinya dan bergumam sebagai pintu kayu yang retak. “Akhirnya aku tahu… perpisahan bukan saat seseorang keluar, tapi saat tak ada lagi yang ingin masuk.”
Makassar, Juni 2025
June 6, 2025 at 11:00 pm
Hernawati Kusumaningrum
Selalu menarik tulisannya bun. Semangat pagi.
June 6, 2025 at 10:01 pm
Mukminin
MAREN= MANTAB & keren Bunda
June 6, 2025 at 8:15 pm
Much. Khoiri
Penti dengan personifikasi yang cakep. Twistnya dalam.