PERINTAH MELEPAS

Pentigraf
PERINTAH MELEPAS
Oleh: Telly D.
Ibrahim menua dalam doa, merangkai harap dari tahun-tahun yang tak kunjung memberi. Setiap malam, langit ia tatap, untuk mencari tanda: kapan janji Allah diturunkan dalam wujud tangis bayi yang lahir dari rahim istri tercinta. Lalu, ketika janji itu benar-benar datang, ketika tubuh kecil Ismail tertidur di lengannya, Ibrahim justru mendengar perintah yang mengguncang akalnya: tinggalkan mereka.
Tidak ada penjelasan panjang dari langit. Tidak ada tawar-menawar seperti pada kaum yang keras kepala. Hanya satu kalimat dalam isyarat mimpi, cukup untuk membuat seluruh hidupnya bergetar: “Tinggalkan istrimu. Tinggalkan anakmu. Di lembah yang bahkan bayangan pun enggan tinggal.” Ibrahim berdiri di batas yang tak pernah ia bayangkan: antara cinta yang menunggu puluhan tahun dan iman yang tak bisa ditunda satu hari.
Ia meletakkan keduanya di padang sepi, hanya berbekal satu kantung air dan sebongkah keyakinan. Lalu ia berpaling membuang rasa tega karena percaya. Dan di saat langkahnya menjauh, dari bibirnya mengalir doa yang menembus langit dan waktu: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku meninggalkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanaman…” dan dari doa itu, sejarah dimulai dari padang yang tak memberi, tapi justru melahirkan zamzam dan kiblat dunia.
Makassar, Juni 2025
Sumber: Al-Qur’an, Surah Ibrahim [14]: 37
Leave a Reply