TAK MERASA BERBOHONG LAGI

Pentigraf
TAK MERASA BERBOHONG LAGI
Oleh: Telly D.
Pintu kamar terbuka tanpa ketukan. Kesabaran ibu nyaris melampaui batas. Matanya menyapu meja yang penuh lembar kertas tulisan tangan. Anak itu menunduk. Tubuhnya kaku. Ia kedapatan sedang membuat surat izin dengan meniru tanda tangan ibunya. Tak ada alasan yang bisa menutupi luka kepercayaan yang ia goreskan. Napas ibu berat, menahan kecewa yang menggumpal di dadanya.
Televisi di ruang tamu menyiarkan berita. Tokoh-tokoh besar jatuh karena kebohongan: ijazah palsu, pun janji kosong. Kehormatan mereka pudar, bagai abu di ujung bara. Anak itu melirik layar, jantungnya berdetak kencang. Ia tahu, kebohongan kecilnya di rumah mencerminkan kerapuhan yang sama. Dusta, jika dibiarkan, menjadi topeng yang melekat erat. Anak itu terdiam, tak mampu berkata-kata. Pandangan mata ibunya terasa lebih tajam dari kemarahan.
Sang ibu menatap lembut anaknya, berupaya menutup luka yang tertoreh di dada. “Yang paling berbahaya dari berbohong adalah saat kau tak merasa sedang berbohong lagi, anakku.”
Makassar, Mei 2025
May 27, 2025 at 1:45 am
Barret2012
https://shorturl.fm/oYjg5