PELAN-PELAN, NAK

Pentigraf
18
PELAN-PELAN, NAK
Oleh: Telly D.
Ibu Manda adalah ibu dari Rehan, anak laki-laki dengan spektrum autisme. Ketika anak-anak lain mulai bicara umur dua tahun, Rehan hanya menatap kosong. Ketika yang lain berlari di taman, Rehan duduk di pojok, menutup telinganya. Banyak yang bilang, “Nggak usah dipaksa sekolah, buang-buang waktu.” Tapi Manda tak berhenti belajar. Ia membaca, mencari komunitas, dan menyusun jadwal terapi sendiri, dengan alat bantu yang ia buat dari kardus bekas dan gambar warna-warni.
Ia tahu Rehan butuh waktu lebih lama, tapi bukan berarti ia tak bisa belajar. Ia mengajarinya mengenal huruf dari lagu, berhitung lewat langkah kaki, dan mengenal emosi lewat cerita sebelum tidur. Suaminya semula cemas, tapi perlahan ikut menemani. Guru-guru di sekolah mulai membuka ruang. Rehan mungkin tak akan jadi juara kelas, tapi pagi itu, ia memeluk ibunya dan berkata jelas, “Terima kasih, Bunda.” Itu lebih dari nilai mana pun.
Saat teman-temannya mengeluh tentang pelajaran anak, ibu Manda hanya tersenyum. “Setiap anak punya irama sendiri. Tugas kita bukan menyamakan, tapi menemani agar mereka tak berhenti menari.”
Makassar, 21 April 2025
April 26, 2025 at 5:22 am
Sabrina3824
Awesome https://lc.cx/xjXBQT