Pentigraf
19

NASI BUNGKUS

Oleh: Telly D.

Rina bukan pejabat, bukan aktivis ternama. Ia hanya ibu dua anak yang tinggal di pinggir sungai langganan banjir. Setiap musim hujan datang, ia tak hanya mengamankan barang-barangnya, tapi juga membuka dapur darurat bersama ibu-ibu lain. Mereka masak bergantian, membungkus nasi, dan membagikannya ke warga yang terdampak. “Banjir tak bisa kita cegah seketika, tapi kelaparan bisa kita cegah hari ini.”

Saat banjir besar tahun lalu, ia berjalan dengan air setinggi paha, membawa termos teh dan satu dus nasi ke posko anak-anak. Ia tak diwawancarai media, tak disebut dalam pidato, tapi warga tahu siapa yang pertama datang dan terakhir pulang. Suaminya awalnya ragu, tapi ketika melihat anak-anak mereka ikut membantu, ia ikut mengantar makanan dengan motornya.

Di satu malam basah, seorang anak kecil memeluknya dan berkata, “Tante, rasanya kayak di rumah.” Dan Rina pun tahu, perempuan bisa membangun harapan meski di tengah lumpur dan genangan.

Makassar, 21 April 2025