Di HADAPAN MEJA HIJAU

Pentigraf
7
Di HADAPAN MEJA HIJAU
Oleh: Telly D.
Dita datang ke ruang pengadilan dengan langkah kecil tapi pasti. Ia bukan pengacara, bukan aktivis. Ia hanya perempuan muda yang pernah dilukai, ditampar, dan dikunci dalam rumah oleh suaminya sendiri. Bertahun-tahun ia diam, demi anak-anak, demi menjaga nama keluarga. Tapi pagi itu ia berdiri, bukan lagi sebagai korban, melainkan sebagai seseorang yang memilih tidak tinggal diam.
Proses hukum berjalan lambat. Di media sosial, ia dicibir sebagai perempuan yang “tak tahu diri.” Di persidangan, ia ditanya lebih banyak tentang pakaian dan sikapnya daripada luka yang ia bawa. Tapi Dita terus maju. Dengan dukungan beberapa teman, ia belajar bicara, menyusun bukti, menatap hakim tanpa gentar. Ia tahu, bukan hanya untuk dirinya tapi untuk banyak perempuan lain yang belum berani bicara.
Ketika palu hakim diketuk, air matanya jatuh. Bukan karena kalah atau menang, tapi karena akhirnya ia merdeka.”Martabat perempuan tak boleh ditimbang dengan rasa takut tapi ditegakkan dengan keberanian.”
Makassar, 21 April 2025
Leave a Reply