April 21, 2025 in Uncategorized

KAPUR TERAKHIR

Pentigraf

KAPUR TERAKHIR

Oleh: Telly D.

Pak Karsa seorang guru tua di Kampung. Ia tinggal di rumah panggung reyot yang menghadap ke sekolah dasar tempat ia mengajar sejak puluhan tahun. Murid-muridnya kini tumbuh menjadi petani, pedagang, bahkan caleg. Tapi tak satu pun kembali membaca buku, mereka lebih percaya pada spanduk dan slogan. Setiap pagi, Pak Karsa berdiri di depan papan tulis yang catnya mengelupas, menjelaskan tentang logika, angka, dan sejarah yang perlahan dilupakan. Ia percaya ilmu adalah lentera, meski tak banyak yang peduli nyalanya.

Suatu hari, datang utusan dari kecamatan membawa perintah: sekolah akan dialihfungsikan jadi posko kampanye. Murid-murid diliburkan, papan tulis diganti layar LED, dan ruang guru dipenuhi pamflet janji palsu. Pak Karsa menolak, berdiri di pintu sekolah seperti akar yang menolak dicabut. Tapi suaranya dikalahkan oleh sorak pendukung dan gempita panggung hiburan. Ia menyaksikan sendiri muridnya yang kini jadi calon legislatif menyuruhnya pulang. “Pak, ini zaman baru. Pendidikan sudah lewat masa pakainya.”

Di senja yang gerah, Pak Karsa menulis satu kalimat di papan tulis dengan kapur terakhirnya: “Bangsa yang membiarkan gurunya bungkam sedang menggali kubur peradabannya sendiri.”

Makassar, 21 April 2025




2 Comments

  1. April 22, 2025 at 2:44 am

    Sumintarsih

    Reply

    Dalem sekali maknanya, Bunda….

  2. April 22, 2025 at 1:32 am

    PakDSus

    Reply

    Masya Allaah, sebagai seorang guru saya tersentuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *