KOTAK AMAL TETAP TERISI

Pentigraf
KOTAK AMAL TETAP TERISI
Oleh: Telly D.
Bulan Ramadan adalah lautan cahaya, tempat amal dilipatgandakan seperti benih yang tumbuh menjadi ladang kebaikan. Sejak kecil, Dani (5 tahun) telah diajarkan oleh ibunya bahwa berbagi adalah kebiasaan yang harus tumbuh dalam dirinya. Setiap kali ke masjid, tangan mungilnya dengan riang memasukkan lembaran uang ke dalam kotak amal, mencontoh orang-orang dewasa yang berderet dalam barisan kebaikan. Namun, hari itu berbeda. Ibunya pulang ke kampung untuk menjenguk nenek yang sakit, dan Dani hanya ditemani ayahnya ke masjid. Saat akan berangkat, Dani tersadar tidak ada lembaran uang dari ibu.
“Anak kecil tidak wajib bersedekah, Nak.” Ucap ayah. Namun, di dalam hati Dani, ajaran ibunya lebih kuat dari logika itu. Haruskah dia membiarkan kotak amal kosong begitu saja? Perasaan itu menggelitiknya sepanjang perjalanan ke masjid, sampai akhirnya ia menemukan solusi. Setibanya di sana, dengan langkah kecil yang mantap, ia tetap mengisi kotak amal, seperti biasa. Perasaan bahagia menjalari dadanya, ia yakin ibunya akan bangga.
Usai Tarawih, ketika isi kotak amal diumumkan seorang pengurus masjid berdiri di depan jamaah dengan sebuah pengumuman, “Hari ini ada seseorang yang telah menyedekahkan uang 10 juta dari Bank Monopoli!” Ruangan sejenak hening, lalu pecah dalam tawa. Dani berdiri tersenyum lebar, matanya berbinar. Ia tak sabar pulang untuk bertemu ibunya, “ia telah bersedekah seperti yang ibu ajarkan! Kotak amal tetap terisi.”
Makassar, 6 Januari 2025
Leave a Reply