Hikmah Dari Tanaman

Hikmah Dari Tanaman
Oleh; Telly D.
Pagi ini, saya menatap deretan tanaman yang saya tanam di halaman Industri. Setiap pagi, saya menyiraminya dengan penuh harapan, memberi pupuk secukupnya, dan memastikan mereka mendapat sinar matahari yang cukup. Menariknya, meskipun semua tanaman ini berasal dari tanah yang sama, menerima perlakuan yang sama, dan mendapatkan sinar matahari yang sama, pertumbuhannya tidaklah seragam. Ada yang tumbuh subur dengan daun hijau rimbun, ada yang kurus dan layu, bahkan ada yang hampir tidak menunjukkan pertumbuhan sama sekali.
Fenomena ini mengingatkan saya pada kehidupan manusia. Kita semua diciptakan oleh Allah dari tanah yang sama, mendapatkan rezeki sesuai ketentuan-Nya, menjalani ujian yang berbeda-beda, tetapi pertumbuhan kita tidak pernah sama. Sebagian orang terlihat begitu sukses dan makmur, sementara yang lain tertatih-tatih menghadapi kehidupan. Mengapa demikian? Saya mencoba merenungkan ini.
Dalam Islam, kita diajarkan tentang qadha dan qadar, ketetapan Allah yang berlaku bagi seluruh makhluk-Nya. Seperti firman-Nya dalam Al-Qurβan:
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al-Qamar: 49)
Allah telah menentukan rezeki, kehidupan, dan ujian masing-masing manusia, sebagaimana Dia juga menentukan pertumbuhan tanaman yang saya tanam. Ada yang cepat tumbuh subur, ada yang lambat berkembang, bahkan ada yang mati sebelum sempat berkembang. Begitulah manusia. Ada yang diberi keistimewaan dalam kecerdasan, kekayaan, atau kesehatan, sementara yang lain harus berjuang lebih keras. Namun, apakah perbedaan ini berarti Allah tidak adil? Tidak. Semua yang terjadi adalah bagian dari hikmah-Nya yang mungkin belum kita pahami sepenuhnya.

Bibit Pohon Durian yang Tumbuh Kurang Subur. Foto: Dokumen Pribadi
Saya menyadari bahwa meskipun saya memberikan perawatan terbaik kepada semua tanaman ini, hasil akhirnya tetap di luar kendali saya. Begitu pula dalam hidup, kita diwajibkan untuk berusaha sebaik mungkin, tetapi hasil akhirnya tetap berada di tangan Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki; ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)

Bibit Pohon Matoa yang Tumbuh Agak Subur. Foto: Dokumen Pribadi
Burung tetap harus terbang mencari makan, tetapi hasil akhirnya adalah ketentuan Allah. Begitu pula dengan manusia, kita harus bekerja keras dan berusaha, tetapi tetap berserah diri kepada Allah. Jika suatu saat hasilnya tidak sesuai harapan, bukan berarti usaha kita sia-sia, melainkan karena Allah memiliki rencana yang lebih baik.
Saya melihat salah satu tanaman yang pertumbuhannya lambat. Daunnya kecil, batangnya lemah, tetapi ia tetap bertahan. Mungkin akarnya lebih dalam daripada yang lain, mungkin ia sedang berjuang dalam diam. Ini mengingatkan saya bahwa tidak semua keberhasilan terlihat di permukaan. Dalam hidup, banyak orang yang diuji dengan kesulitan, tetapi bukan berarti mereka gagal. Mungkin mereka sedang membangun fondasi yang lebih kuat sebelum tumbuh lebih besar.
Allah berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Ujian dalam kehidupan seperti musim kemarau bagi tanaman. Sebagian mungkin layu, tetapi ada yang justru semakin kuat. Kesabaran dalam menghadapi ujian adalah kunci keberhasilan sejati. Bukankah Nabi Ayyub AS diuji dengan penyakit bertahun-tahun sebelum akhirnya Allah memberikan kesembuhan? Kesabaran dan keikhlasanlah yang menjadikannya mulia.
Meskipun tanaman yang saya tanam berasal dari benih yang sama, mereka tetap tumbuh dengan karakteristik yang berbeda. Ada yang tinggi menjulang, ada yang rendah tetapi berbuah lebat. Begitulah manusia. Tidak semua orang harus menjadi kaya atau terkenal untuk dianggap sukses. Dalam Islam, kesuksesan bukan diukur dari harta atau kedudukan, tetapi dari ketakwaan kepada Allah.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Pohon Matoa yang Tumbuh Subur. Foto: Dokumen Pribadi
Setiap manusia memiliki peran dan keistimewaannya masing-masing. Seperti tanaman yang memiliki manfaat berbeda, ada yang memberikan buah, ada yang meneduhkan, ada yang menjadi obat, manusia pun demikian. Tugas kita adalah menemukan dan menjalankan peran terbaik yang telah Allah tetapkan untuk kita.
Tanaman yang saya tanam mengajarkan saya banyak hal tentang kehidupan. Bahwa setiap manusia memiliki perjalanan yang berbeda, pertumbuhan yang tak sama, ujian yang tak serupa, tetapi semuanya berada dalam skenario terbaik Allah. Tugas kita bukanlah membandingkan diri dengan orang lain, melainkan berusaha, bersabar, dan bertawakal. Jika suatu saat kita merasa tertinggal atau kurang berhasil, ingatlah bahwa mungkin kita sedang tumbuh dengan cara yang berbeda, seperti tanaman yang akarnya lebih kuat meskipun batangnya belum terlihat besar.
Sebagaimana tanaman yang tumbuh dengan keunikannya masing-masing, begitulah hidup manusia. Tidak perlu iri pada pertumbuhan orang lain, karena setiap orang memiliki musim dan waktunya sendiri. Yang terpenting adalah tetap berusaha, bersyukur, dan berdoa agar Allah meridai setiap langkah kita.
Saya tersenyum sambil menyiram tanaman-tanaman kecil saya. Kini saya lebih memahami, bahwa setiap makhluk memiliki jalannya sendiri, dan Allah tidak pernah salah dalam menetapkan takdir-Nya. Semoga kita termasuk hamba yang selalu bersyukur dan bersabar dalam setiap keadaan. Aamiin.
Sorong, 2 Februari 2025
Leave a Reply