Pentigraf

RAS TERKUAT

Oleh: Telly D.

Di kampung itu, seorang preman yang terkenal garang. Dengan tubuh penuh tato dan suara keras seperti toa masjid, menguasai jalanan kampung. Siapa pun yang melintas, harus setor uang “keamanan.” Kemampuan terbaiknya menggertak dan menakut-nakuti. Menghindari masalah orang mengikuti maunya sekalipun terpaksa.

Hari itu, Daeng Te’ne, wanita berbadan kekar dan muka tak bersahabat, keluar rumah untuk menjemput anaknya di sekolah. Warga panik dan beramai-ramai memberi tahu, “Jangan melewati jalan itu, Daeng!. Preman itu bisa bikin masalah.” Tapi Daeng Te’ne cuma senyum.

Saat di tengah jalan, preman imuncul sambil mengunyah permen karet, memasang wajah galak. Meminta uang untuk beli minuman keras. Daeng Te’ne menatap tajam, dan mengajaknya ke warung terdekat. “Kasih dia minum sampai puas, kalau tidak mati, saya tidak bayar!” sambil menunjuk preman itu, preman itu bingung dan sadar kalau menghadapi “ras terkuat” yang nyeleneh! Warga kampung yang mengintip dari kejauhan tertawa terbahak-bahak.

Makassar, 14 Januari 2025