MALAM DI POS RONDA
![](https://daswatia.com/wp-content/uploads/2024/12/image-27.png)
Pentigraf
MALAM DI POS RONDA
Oleh: Telly D.
Malam itu, pos ronda terasa lebih hidup dari biasanya. Di bawah lampu redup, orang-orang duduk melingkar, menyulut obrolan hangat di tengah dinginnya angin malam. Aroma kopi hitam bercampur asap rokok mengisi udara, menyatu dengan raut wajah yang memancarkan kekecewaan. Topik malam itu adalah berita hangat: keputusan pengadilan terhadap seorang koruptor yang merugikan negara 271 triliun, tapi hanya dihukum enam setengah tahun penjara dengan denda kecil. Suasana penuh dengan nada getir merasa tidak adil.
Masing-masing orang bergantian meluapkan kekesalan mereka. Seorang menyamakan hukuman itu seperti tidak membayar tagihan listrik, tetapi malah mendapat diskon. Yang lain menambahkan, pelaku korupsi ibarat lintah yang menghisap darah negara, tapi hanya diberi hukuman serupa luka lecet. Seseorang mengangkat tangan, berpendapat bahwa korupsi di negeri ini dianggap kesalahan kecil, setara lupa membayar parkir. Kemudian ada yang nyeletuk, menyamakan negeri ini dengan rumah tangga dimana suami selingkuh hanya berakhir dengan teguran. Semakin malam, semakin panas ungkapan yang keluar, seperti api yang menjilat-jilat kegelapan.
Pak RT datang terlambat dengan wajah bingung melihat emosi yang bergolak di sekitarnya. Dalam kebingungan dia meminta penjelasan di mana kejadian itu terjadi? Seketika hening. Semua saling pandang sebelum menjawab serentak dengan nada getir, “Di negara maling, Pak…”
Makassar, 27 Desember 2024
Leave a Reply