DEDIKASI PERAWAT
Pentigraf
DEDIKASI PERAWAT
Oleh: Telly D.
Malam itu, rumah sakit terasa lengang, hanya derap langkah para petugas yang sesekali terdengar di koridor. Nina, pasien yang baru saja menjalani operasi besar, terbaring lemah di kamarnya. Tubuhnya masih terasa nyeri, dan ia sulit tidur. Suara hujan mengguyur di luar jendela, menambah kesunyian malam. Dalam kepasrahannya, pintu kamar perlahan terbuka. Seorang perawat perempuan masuk, mengenakan seragam putih bersih, dengan wajah lembut penuh senyum, membantu mengganti infus dan memeriksa kondisi Nina. Nina merasa sedikit lega. Sentuhan lembut perawat itu membuatnya nyaman, seolah semua rasa sakit perlahan memudar. Nina mampu tertidur.
Pagi harinya, dokter dan perawat jaga masuk untuk memeriksa kondisinya. Nina memuji layanan perawat yang semalam sangat baik. Dokter tampak bingung. Menurut dokter tidak ada perawat yang bertugas ke kamar Nina karena kekurangan staf malam tadi. Nina tertegun. “Saya melihatnya dengan jelas. Rambutnya diikat rapi, nametag-nya bertuliskan ‘Rani’.”
Wajah para petugas berubah pucat. Seorang perawat mendekat dan berbisik, “Bu, Perawat Rani meninggal minggu lalu karena kecelakaan. Dia… dia dulu sering bertugas di lantai ini. “Nina membeku. Sentuhan hangat yang ia rasakan tadi malam kini terasa dingin, menusuk hingga ke tulang. Di luar, suara hujan seolah membawa bisikan samar, membingkai rahasia yang tak terjawab.
Pakuwon City Surabaya, 26 November 2024
Leave a Reply