November 25, 2024 in Uncategorized

KEBERANIAN YANG TERTUNDA

Pentigraf

KEBERANIAN YANG TERTUNDA

Oleh: Telly D.

Setiap sore, wanita itu datang ke warung kopi langganan kami. Rambut hitamnya tergerai lembut, seolah mengalir bersama irama langkahnya yang tenang. Di sudut ruangan, ia membuka laptop, bekerja sambil sesekali menyeruput kopi. Aku sering mengamatinya dari jauh, terpaku pada wajahnya yang bersinar dalam cahaya lampu. Matanya yang tajam, bibirnya yang selalu tampak segar, hingga caranya berdandan dengan sederhana tapi memesona semuanya menciptakan bayangan sempurna dalam hatiku. Tapi sejauh ini, aku hanya bisa diam. Diam dan memendam hasrat yang semakin sesak.

Hari ini berbeda. Dengan hati yang dipenuhi keberanian yang entah datang dari mana, aku menghampirinya. Jantungku berdebar hebat saat dia menyadari kehadiranku dan tersenyum singkat. “Hai, aku sering melihatmu di sini,” kataku terbata. Kami mulai berbincang, topik-topik ringan mengalir di antara kami.

Akhirnya aku berani jujur mengakui bahwa sudah lama aku mengamatinya tapi tidak pernah punya keberanian untuk menyapa. Wajahnya berubah. Ia bangkit, tubuhnya menjulang di depanku, lalu dia berkata dengan tenang, “Terima kasih, tapi aku tidak ingin diganggu.” Kemudian ia menunjuk perutnya yang membuncit hamil. Aku terpaku, antara malu, bingung, dan kecewa. sementara kopiku yang dingin kini hanya tersisa sebagai teman bisu untuk meratapi keberanian yang salah tempat.

Pakuwon City Surabaya, 25 November 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree