PENYESALAN Di BAWAH HUJAN
Pentigraf
PENYESALAN Di BAWAH HUJAN
Oleh: Telly D.
Baru saja Yanto tiba di kantor, teleponnya berdering. Suara cemas asisten rumah tangganya mengabarkan bahwa istrinya, yang tengah hamil besar, dilarikan ke rumah sakit. Tanpa pikir panjang, Yanto bergegas ke mobil dan melaju di bawah hujan yang mengguyur deras, panik dan cemas membalut hatinya. Di jalan, seorang wanita paruh baya berjas hujan melambai, meminta tumpangan. Namun, Yanto hanya melaju lebih kencang, menolak dengan kasar, pikirannya terlalu tersita pada kondisi sang istri.
Setibanya di rumah sakit, ia mendapati istrinya terbaring pucat, berlumuran darah. Para perawat memberitahu bahwa operasi harus segera dilakukan untuk menyelamatkan bayi dalam kandungan. Namun, dokter yang akan menangani operasi masih dalam perjalanan. Di tengah detak waktu yang terasa lambat dan mendebarkan, Yanto menanti dengan perasaan yang nyaris meledak. Akhirnya, langkah tergesa dokter memasuki ruang operasi, dan operasi pun segera dimulai.
Ketika operasi selesai dan istri serta anaknya dinyatakan selamat, Yanto ingin mengucapkan terima kasih. Dengan penuh syukur, ia memasuki ruang dokter. Namun, matanya terbelalak saat mengenali sosok dokter itu wanita paruh baya yang ditolaknya dalam hujan deras tadi. Rasa malu dan sesal menyeruak, bagai hujan yang tak henti membasahi nuraninya.
Makassar, 5 November 2024
Leave a Reply