November 8, 2024 in Uncategorized

KENANGAN TANPA WAJAH

Pentigraf
KENANGAN TANPA WAJAH

Oleh: Telly D.

Bandara ruang aman ketika saya tiba enam jam sebelum keberangkatan. Awalnya saya mengeluarkan Blamingtoon, mencoba menenggelamkan diri dalam tulisan yang tampak sederhana namun sarat makna. Namun, tiap kalimat terasa seperti angin melintasi otak tanpa membekas, hingga akhirnya saya menyerah. Gawai di tangan menjadi penghibur berikutnya. Sambil bolak-balik menonton video dan membaca pesan, tak terasa baterainya menyusut, nyaris habis, seperti detak yang perlahan memudar.

Dua jam sebelum waktu check-in, saya berdiri, meregangkan badan sambil berjalan menuju ruang pengisian daya. Di sana, saya duduk, menatap arloji yang seolah memperlambat dirinya. Tiba-tiba seseorang duduk di sebelah saya. Dengan nada sok akrab, ia mengajak berbincang. Naluri saya waspada, menjaga jarak sehingga percakapan mengalir ragu-ragu. Ia mengenali saya, mengenal keluarga dan cerita-cerita yang ingin saya lupakan, namun saya hanya bisa merespons samar-samar, mencoba menggali siapa dirinya.

Ketika percakapan kami berakhir dan ia berlalu, rasa penasaran itu masih menggantung. Di atas pesawat, ingatan terus menerus mencoba mengingat siapa dirinya, tiba-tiba saja saya menyentuh tepi gelap kenangan yang selama ini terkubur. Seperti hantu yang kembali mengusik, sosok itu adalah cinta lama yang coba saya tenggelamkan dalam sudut ruang hati yang gelap. Kekecewaan telah menghapus dirinya dari memori, namun ia kembali mengingatkan bahwa rasa yang dalam tak pernah sepenuhnya hilang.

Makassar, 4 November 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree