KUBURAN YANG SEBENARNYA

Pentigraf
KUBURAN YANG SEBENARNYA
Oleh: Telly D.
Hidupku selalu dibayangi penyesalan. Ibu tak pernah memaafkanku karena menolak lamaran Solihin, pria sempurna yang katanya bisa mengangkat derajat keluarga kami. “Kau bodoh, kau tak tahu apa yang kau sia-siakan,” ucapnya berulang kali, terutama setelah ayah menikah lagi dan kehidupan kami makin terpuruk. Ibu terbaring lemah melawan kanker, sering menangis di tengah malam. Bukan karena rasa sakitnya, tapi karena takut, siapa yang akan menjagaku saat ia tiada?
Hari ibu meninggal, aku menangis tanpa suara di atas makamnya yang masih basah. Udara dingin menusuk kulit, tapi tidak sebanding dengan luka yang menghujam dadaku. Aku tahu ibu membawa pergi kekecewaannya kepadaku sampai ke dalam lahad. Tapi aku memilih membiarkan ia kecewa daripada membuka aibku yang sebenarnya.
Bagaimana aku bisa memberitahunya bahwa aku pernah jatuh dalam dosa hubungan terlarang ketika kuliah di kota besar? Bahwa buah dari kesalahanku telah kutitipkan di panti asuhan, tempat di mana aku kini menjadi pembimbing utamanya? Ibu tak pernah tahu bahwa pilihan menolak Solihin adalah cara terakhirku menjaga kehormatan keluarga. Biarlah rasa bersalah ini menjadi kuburanku sendiri.
Makassar, 23 Januari 2025
January 24, 2025 at 2:50 pm
Much. Khoiri
Penti yang sangat bagus dan cerdas
January 24, 2025 at 1:57 am
Sumintarsih
Tingkat tinggi ini….
January 24, 2025 at 2:34 pm
Telly D
Terima kasih
January 24, 2025 at 1:54 am
Narsiti
bagussss sekali bahasanya mengalirr
January 24, 2025 at 2:36 pm
Telly D
Terima kasih 🙏🏻
January 24, 2025 at 1:46 am
Mukminin
Jos Gandos
January 24, 2025 at 2:37 pm
Telly D
Terima ladih