TOILET SUNYI
Pentigraf
TOILET SUNYI
Oleh: Telly D.
Larut malam menyelimuti kantor, meninggalkan lorong-lorong yang hening dan lampu-lampu yang mulai meredup. Denis menutup laptopnya dengan lega setelah menyelesaikan pekerjaan yang memaksanya lembur. Esok ada rapat penting, dan ia harus memastikan segalanya rampung malam ini. Dengan langkah tergesa, ia memasukkan barang-barangnya ke dalam ransel, lalu menuju lift yang masih beroperasi di ujung koridor. Di tengah perjalanan, rasa mendesak di perutnya memaksanya berhenti. Ia melirik toilet kecil di dekat lift dan menghela napas lega setidaknya ia tidak perlu menahan hingga sampai rumah.
Namun, pintu toilet itu terkunci. Dari dalam, suara air mengalir berulang-ulang terdengar jelas, menandakan seseorang sedang menggunakannya. Denis berdiri menunggu, awalnya sabar, namun lama-kelamaan mulai gelisah. Suara air terus terdengar, seolah tanpa henti, mengiringi detak jam yang terasa semakin lambat. Ia mengetuk pintu beberapa kali. Tidak ada sahutan. “Apa dia baik-baik saja?” pikirnya, mulai curiga. Setelah sekian lama, ia memutuskan untuk mendorong pintu itu perlahan.
Pintu terbuka. Ruangan itu kosong. Tidak ada tanda-tanda siapa pun di sana. Lantai kering, wastafel bersih, dan udara dingin menyentuh kulitnya. Suara air yang tadi ia dengar kini hilang begitu saja. Tubuhnya menegang, dadanya bergemuruh oleh sensasi aneh yang menjalar. Dalam diam, Denis melangkah mundur perlahan, meninggalkan toilet sunyi yang seolah menyimpan rahasia gelap di baliknya.
Pakuwon City, November 2024
Leave a Reply