NILAI WANITA SELINGKUHAN

Pentigraf
NILAI WANITA SELINGKUHAN
Oleh: Telly D.
Cempaka, gadis desa (22 thn), dipinang anak juragan kaya dan diboyong ke kota besar. Hidupnya berubah drastis, bukan sebagai istri yang dicintai, melainkan sebagai ibu bagi empat anak dan pengurus rumah tangga tanpa cela. Ia tak pernah mengeluh, hanya menerima, sebab begitulah ia diajarkan. Namun, semakin lama ia menyerap kehidupan kota, semakin tajam matanya melihat kenyataan; suaminya telah lama bermain di belakangnya. Selingkuhannya diperlakukan bak ratu, diberi rumah mewah, perhiasan, dan diperlakukan dengan penuh kasih. Sementara Cempaka? diminta hemat, tidak banyak menuntut, dan belajar mandiri.
Semula, ia menangis, merasa tak berdaya; mengapa ia yang sah harus bersabar, sementara wanita lain dimanjakan? Kenyataan menyakitkan itu menggumpal menjadi pemahaman baru suaminya tidak takut kehilangannya, tidak takut anak-anaknya hidup tanpa ayah. Yang ia takutkan hanyalah kehilangan selingkuhannya. Cempaka ingin melawan, tapi kepada siapa? Suaminya tidak akan berubah, keluarganya hanya menyuruhnya bersabar. Keinginannya untuk dicintai bukanlah sesuatu yang boleh ia minta.
“Aku ingin menjadi wanita selingkuhan saja.” Pria itu tertegun, matanya melebar, mulutnya terbuka tanpa kata. “Bukankah hanya iwanita selingkuhan yang kau takuti kehilangan? Aku ingin menjadi wanita itu. Mungkin saat itu kau akan memanjakanku,” lanjut Cempaka, suaranya datar menusuk sambil menyeret tas besar dan anaknya. Ia tahu, selama ini ia bukan istri, hanya bayangan dari pernikahan yang telah lama mati. Kini, ia berani memilih untuk hidup dengan caranya sendiri.
Sorong, 16 Januari 2025
February 17, 2025 at 2:25 am
Florentina Winarti
Seneng sm Cempaka yang tegas dan menusuk