PERAHU DI ATAS KABUT WAMENA

Pentigraf
PERAHU DI ATAS KABUT WAMENA
Oleh: Telly D.
Pagi itu, kabut turun setebal mimpi. Dari jendela rumah, saya melihat sesuatu yang aneh sebuah perahu melayang perlahan di atas lembah, seolah terapung di laut putih yang sunyi. Penduduk kampung berlari keluar, menunjuk-nunjuk ke langit, tapi tak ada yang berani mendekat. Mereka bilang, itu pertanda roh yang sedang mencari jalan pulang. Saya hanya diam, karena di dada saya, nama seseorang tiba-tiba berdetak lebih keras dari biasanya.
Sejak suami saya meninggal di sungai jauh, saya tak lagi percaya pada tanda-tanda. Tapi pagi itu, ketika kabut makin tebal, saya melihat sosok di atas perahu itu duduk tenang, menatap ke arah rumah saya. Jaraknya terlalu jauh untuk dikenali, tapi tubuh itu begitu akrab. Saya melangkah ke luar, memanggil tanpa suara, dan dunia terasa berhenti sejenak. Hanya kabut yang bergerak, melingkupi kaki saya seperti air dingin.
Perahu itu perlahan memudar, lalu hilang bersama sinar matahari pertama. Di tanah tempat saya berdiri, hanya tersisa sehelai daun kering berbentuk perahu kecil, basah oleh embun. Saya memungutnya dan tersenyum. Cinta memang tak pandai memilih tempat untuk kembali, kadang lewat sungai, kadang lewat kabut yang turun di Wamena.
Sorong, 29 Oktober 2025
 

 
				 
				 
				
October 31, 2025 at 1:49 pm
Emerson3172
https://shorturl.fm/65Fdu
October 31, 2025 at 11:03 am
Regina4497
https://shorturl.fm/e1wc3